005

header ads

[TERBAIK] Puisi I Made Suantha

 I I. MADE SUANTHA


RETRET PUISI ( SUATU HARI ) DI BULAN JANUARI.


/1/

Burungburung selalu terjaga untuk menandai subuh

dengan kicauannya  Dan fajar di ufuk

memuaikan dingin dalam hangat tubuhmu. Juga oleh cahaya yang menyembul

dari kaki langit yang datar

- Kau berbagi cerita dengan malam

tentang lelap yang tergadai oleh mimpi

Bangun dan mabuklah untuk berjalan -


Lalu di setiap jerajak, kata sandi itu diterjemahkan

sebagai isyarat: Arah yang di babar oleh tatapan

serupa rasi bintang dan bulan sabit

Atau haluan jukung yang menyusur deras arus

dalam detakan jantungku!


Untuk menemumu dalam suluk hening!


/2/

Aku telah menulis dalam lukisanmu, airmatamu yang bening

mengalir jauh dan bermuara dalam uluhatiku

Dan kau berlabuh

pada cintaku yang tulus!


Lalu Engkau menerjemahkan batu yang melukis sunyi

di setiap ricik air. Sungai membentuk jurang

curam di setiap perjalananku. Serupa noktah

nektar itu membias

tanpa dasardi ceruk telempap tanganmu!


Nampak burungburung menyempurnakan langit dengan ketinggian

kabut yang menebal di kaki langit

- Di mana kau peram mimpiku -


Terpesona geliat pohonan karena desiran angin

melindapkan sinar bulan kekedalamannya


- Aku melarutkan diri dalamdalam ke alunan nyanyianmu -


/3/

Tanah akan memberikan jawaban atas pertanyaan heningmu

setelah bulan berlalu saat bangunku

Membangunkanmu ke dalam perjalanan ini

Hingga terjaga tidak kemana kaki kulangkahkan

- Bangunlah dari kata kata terkutuk -


Bulan mengapungkan sunyi dan dingin malam hari

Hingga padamu muncul

tetesan embun menjadi mataair dalam airmata dukamu!


Dan rerumputan masih setia menerima jejak

setiap pejalan yang mabuk merebut mata angin

( Arah yang selalu berubah pada setiap penjuru )


Aku dalam lukamu, sempurna pada rasa perih itu!


/4/

Burung dan kupukupu terburai masingmasing dalam kebiruan langit

juga aroma bunga bunga

menjadi bayangan yang mabuk

pada kedalaman kalbuku

:"Jadilah madu pada setiap sulinganmu

o,keindahan. Perjamuan sederhana dirayakan

sebuah sukacita yang dituliskan dalam lukisan dukacita".


O lautan jiwamu, aku melautkan diri. Membaca gerak arus

dalam relung krang terumbu  Hingga melabuhkan segalanya

pada dermaga yang tak berduka


Kemudian senyap terbaca di setiap rasi bintang

yang mengekalkan malam dengan dingin dan kerlip kunangkunang

muncul tenggelam di tebal mendung

: Kau, mewarnai jelaga dengan bening airmataku

juga melukis bulan terapung dalam kesiur jangkrik

dibawanya malam

melarungkan embun yang bergelinjang

pada setiap daun

dan memekarkan pagihari!


/5/

Kaukah, melajukan jukung itu. Menerka alun dalam gelinjang gelombang

Camar yang mengabur bersama warna fajar

hingga tercatat di kabut

muaian airmatamu. Menebal dan perlahan menetes

menjadi bah dukacitaku!


Sunyi itu seperti geliat pohonan dalam desauan angin

sempurna menanam jejak pada kenangan.


Kaukah menyembunyikan bulan di haruman bungabunga

dan malam menjadi cair di kilau sinarnya

: Maka kau mulailah menguapkan dalam dingin demamku

seperti betapa beku batu itu

sampai menitikkan airmata


Sampai kupukupu menyempurnakan sunyi

di setiap warna bunga. Menjadi tafakur yang mawar

Harum bagi setiap pejalan. Hutan jasmani dan rokhani

berbentuk ruangan segi 9

dengan sembilan kaki seperti penjuru

menunjukkan selalu jalan untuk menemu!


Cahaya matahari dan remang kabut

di sela daun daun saat merindukan angin untuk menggeliat

memainkan bayang bayang

: Kaukah, menjadi bunga bagi bakal buah

yang ranum di setiap perjamuan kudusku!


Sipta Umadika, Singapadu Sukawati Gianyar, Januari, 2022.


Biodata:

I Made Suantha, lahir di Sanur, Denpasar, Bali.

Mulai menulis puisi sejak tahun 1984 dan sampai sekarang tetap belajar menulis puisi.

No WA 081805355625

Nama Facebook : I Made Suantha 


Posting Komentar

0 Komentar