005

header ads

Puisi Andi Jamaluddin, AR. AK.

GONG GAMELAN


Wahai, gong gamelan,  ruang sepi

selalu berdiri, 

mendengungkan

tabuhan suara

pada telinga

yang kebanyakan tertutup

dinding batu-batu kepurbaan


lalu siapakah kelak

memainkan jari-jari,

memegang talu masa lalu dan kini

meliukkan pinggul hari dan malam, 

bersama gerak kaki jam

kepada panggung tak bersandiwara

: singkap tirai sunyi


Wahai, gong gamelan, ruang wayang

selalu berdiri, 

dikekakuan

mendendangkan musim tanpa kecak

yang meriang, 

kesurupan,

perapian dupa. 

Dan kita sendiri

tak pernah merubah wajah

selalu menjadi topeng 

di balik layar



pun di belakang panggung

kita –seperti mereka jua- 

lebih banyak mengernyitkan kening

tanpa mata hati

angin hanya lalulalang


Wahai, gong gamelan, ruang padepokan

selalu berdiri,

takpernah berhenti

mengejakan ayat-ayat tasbih

yang sudah dititipkan Tuhan

mulai denyut nadi

mengalirkan darah nikmat

tak bermusim, selamanya

sebelum dawai diputus

dijalan-Nya


//ajarak/28.01.22/11.28/pgt.tanbu//


) gong dan gamelan adalah alat musik tradisional






Andi Jamaluddin, AR. AK. Lahir di Kotabaru (Kalsel) 14 Februari dan bertempat tinggal di Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu sebagai tanah kelahirannya, mulai aktif menulis sejak awal 80an, terutama puisi dan cerpen. Berkali-kali menjadi pemenang sayembara penulisan naskah buku yang diselenggarakan Pusat Perbukuan Nasional, baik di tingkat provinsi maupun nasional. Sudah melahirkan puluhan kumpulan puisi tunggal maupun antologi bersama. Menerima hadiah seni dari Gubernur Kalsel Tahun 2012, Hadiah Seni Astaprana dari Kesultanan Banjar Tahun 2016 dan Anugerah Seni dari Bupati Tanah Bumbu Tahun 2018. Sekarang tinggal di Jalan Karya II RT.03 Desa Batuah Kec. Kusan Hilir, Pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel. Hp./WA 082253446580. Fb. Jarak Fajar. 



Posting Komentar

0 Komentar