005

header ads

Lelaki dan Riuh Jalur Kereta | Puisi Dian Riasari


Langit redup, sejenak redakan peluh

Beribu manusia dengan kening kerut

Ditampar perih hidup


_Ting ting ting tung_

_Ting tung ting tung_


Suara santun berkali-kali terlantun

Agar langkah-langkah tak kehilangan arah

Begitu pula langkah tegap lelaki berjari pena

Menekuri jalur lintasan masa

Menyandang ransel berisi lembar-lembar manuskrip kemanusiaan

Juga perdamaian


Stasiun Senen riuh

Hati tak pernah mengeluh aduh

Kembali melintasi rel demi rel sarat hikmah

Tiket-tiket mesti dipesan

Agar setiap stasiun selalu berkesan. 


_Gujeees gujeees gujeees_

Lelaki bersandang ransel tiba di pemberhentian berikutnya


"_Yuh, maring ngeneh. Kita punguti lagi keping-keping senja dan gumpalan kabut malam."_


Jakarta-Purwokerto, 14 September 2025

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Menikmati syahdunya Stasiun.... Disitulah aku di besarkan, keren 👍👍👍

    BalasHapus
  2. Mantap, Kak. serasa kembali mengulang dua tahun lalu di Jogja

    BalasHapus

Lingkar literasi, sastra, dan seni budaya Asia Tenggara serumpun Bahasa.