Seorang penulis perempuan hebat yakni Tere Liye telah menyusun sebuah buku yang berjudul “Daun yang Jatuh Tak Pernah membenci Angin” . Judul ini sangat menyentuh hati karena judul ini juga mengajarkan kepada kita dalam menghadapi sebuah takdir. Yang dijadikan pelajaran adalah sesuatu yang kecil yang terjadi pada sebuah daun yang kadang orang tak menyadarinya.
Daun, angin bahkan dunia dan segala isinya adalah ciptaan Allah SWT. Apa yang terjadi pada semuanya adalah sesuai kehendak Allah SWT. Tidak ada yang terjadi di luar kehendak-Nya. Bahkan daun yang jatuh pun itu sudah atas kehendak Allah. Allah mengehendaki sesuatu terjadi kepada mahluknya dapat melalui perantara/syariat-Nya. Misalnya daun jatuh perantara/syareatnya/penyebabnya karena terkena angin dan daunnya memang sudah layu atau kering (padahal itu sudah kehendak Allah).
Melalui peristiwa tersebut banyak pelajaran yang dapat kita petik, pertama daun mengajarkan kepada kita tentang takdir Allah. Padahal kita harus yakin dan percaya kepada Allah. Kita jangan meyakini kepada penyebabnya atau perantara/syareatnya tapi itu adalah kehendak Allah. Namun banyak diantara kita bahkan kita sendiri kadang membenci orang/sesuatu yang menyebabkannya bahkan terjadi saling bermusuhan, pertengkaran, terjadi perkelahian , saling melaporkan bahkan yang lebih parah adalah pertumpahan darah. Naudzubillah. Itu tidak akan terjadi seandainya tiap-tiap orang sadar bahwa sesuatu yang terjadi pada kita adalah sudah kehendak Allah dan pasti dibalik peritiwa itu ada hikmah yang dapat kita petik.
Contoh hikmah yang dapat kita petik dari jatuhnya daun adalah, daun yang jatuh biasanya adalah daun yang sudah layu/kering/tua. Daun itu jatuh maka akan memberikan manfaat bagi yang lain, yakni bisa dijadikan kompos bagi tanaman. Juga berguna untuk membuat kerajinan dari daun kering, membuka lahan pekerjaan bagi para petugas kebersihan.
Pelajaran kedua adalah bahwa kita harus memiliki sikap ikhlas dalam menerima takdir dari Allah. Daun pun tak membeci angin yang menjadi syareat/perantara ia jatuh. Masa kita kalah sama daun? Ikhlas adalah sikap menerima dengan lapang dada apapun yang sudah terjadi. Banyak diantaranya yang dalam menerima dengan ttakdir dengan tidak tidak ikhlas , akibatnya menjadi marah, benci, hidup tidak tenang, bahkan menjadi stress. Padahal dengan ikhlas ada banyak manfaat dan keutungan diantaranya: memmbuat hidup menjadi tenang, amal ibadah akan diterima allah SWT, dibukakakn pintu ampunan dan dihapuskannya dosa serta dijauhkannya dari api neraka, diangkatnya derajat dan martabat oleh Allah SWT, juga doa kita akan diijabah. Jadi nikmat apa lagi yang akan kita dustakan?
Daun yang jatuh, ya ia harus ikhlas . karena ikhlas tidak ikhlas ia sudah jatuh. Tidak bisa Kembali berada di pohon. Kalua ia tidak ihklah ia rugi. Sudah jatuh tidak ikhlas lagi dan tidak mendapatkan nilai pahala. Begitupun kita seperti yang dicontohkan daun yakni ikhlas menerima takdir dari allah dengan cara tidak membenci yang menyebabkan ia jatuh. Sehingga hidupnya akan bernilai ibadah.
Dari peristiwa jatuhnya daun , semoga menjadi pengingat kita sebagai mahluk Allah SWT bahwa kita harus meningkatkan keimanan kita khususs rukun iman yang keenam yakni iman kepada qodo dan qadar juga kita harus belajar lagi tentang ikhlas dalam menjalani kehidupan ini . Supaya kita hidup tenang dan bernilai ibadah. Karena hidup adalah untuk ibadah.
(Lilis Rosmiati)
Bionarasi
Lilis Rosmiati dilahirkan di Sukanagara pada tanggal 19 Oktober 1980. Sejak tahun 2003 mengabdi di MTs N 4 Cianjur yang beralamat di Kp. Langensari Sukanagara sampaidengan sekarang. Mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan Pendidikan yaitu Bahasa Indonesia.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313