SELAMAT ULANG TAHUN ISTRIKU
: 23 Maret 1992 - 23 Maret 2021
Selamat ulang tahun
Engkau adalah embun
Lebih dari sekadar daun
Aku adalah pohon rimbun
Melewati hari-hari ke tahun
Angin kehidupan makin ubun
Tak ada mesra menjelma pikun
Untuk persembahan
Lebih utuh dari kenangan
Aku menulis sajak-sajak ringan
Niat mengabadikan sebuah ucapan
Genapi kebahagiaan kado di hari kelahiran
Terimalah persembahan ini
Aku tulis dengan sepenuh hati
Hidup memberikan tanda dan arti
Ungkapan tulus takkan mengingkari
Nafas kita jadi saksi usia kita satu janji
Istriku sekali lagi kuucapkan
Selamat ulang tahun; kelahiran
Tetaplah bahagia pada kehidupan
Resah buang luka jadikan senyuman
Istriku semoga kita tetap seteguh iman
Karena perjalanan hidup butuh perjuangan
Untuk jadi dewasa seutuhnya di masa depan
Jember, 23 Maret 2021
KADO PUISI UNTUK ISTRI
: Arisza
Kado puisi untuk istri
Aku persembahkan isi hati
Dengan diksi-diksi sederhana ini
Oh... doa-doa kutulis sekhusyuk sunyi
Pada nyata kehidupan
Usia menjelma perjalanan
Ingatan dan kenangan sejalan
Sepasang kekasih merawat ikatan
Istriku, umurmu dan umurku tetap iman
Ungkapan metafora diri
Nafas tak mengenal benci
Tahun demi tahun pasti ganti
Umpama hari tak kan pernah abadi
Kita harus teguh kepada ikatan janji suci
Ingatan dan kenangan
Seperti pelukan-pelukan
Tak luka pada kemesraan
Risalah puisi persembahan
Ingin kutulis sebagai ucapan
Jember, 23 Maret 2021
IKATAN MUSIM
Seperti laut dan pantai
Musim berkenalan
Seperti tangkai dan bunga
Musim bermesraan
Ikatan musim
Seperti pernikahan
Sepasang kekasih
Saling setia
Tanah adalah rindu
Angin adalah rayu
Musim berpadu
Dalam senyuman ibu
Jember, 2019
PEMETIK KOPI
Lereng-lereng setengah curam
Daun-daun yang lebat
Buah kopi memerah seperti darah
Pemetik kopi semakin bergairah
Dengan tangga bambu
Tangan menjulur memetik buah kopi
Tak ada keringat yang lelah
Tak ada kesedihan di setiap wajah
Kebersahajaan menjadi kisah
Resah hilang ke dalam karung
Kicauan burung menghibur pemetik kopi
Menyempurnakan suasana di kebun kopi
Jember, 2019
PANORAMA ALAM JEMBER
Menjulang tinggi di batas paling timur
Gunung raung terlihat gagah dan menawan
Di sela-sela pegunungan Ijen yang mendunia
Kebun-kebun kopi menghijau di lereng-lereng
Orang-orang Madura senggama dengan alam
Di penghujung sebelah paling selatan
Pantai-pantai sambung menyambung
Keindahan tak bisa ditukar dengan kata
Rimbunnya alas Meru Betiri yang luas
Membuat tenang penyu-penyu berbiak
Pasir putih dan irama ombak penuh kenangan
Di teluk Bandealit terbingkai dalam ingatan
Dari Payangan ke Papuma hingga ke Puger
Keindahan menjelma pasir yang selalu berbisik
Pada tubuh yang tak pernah kehilangan rindu
Aroma ikan bakar di pantai Watu Ulo
Barisan perahu-perahu yang tertambat
Dan langkah sapi yang menarik Pegon
Di jalan yang kanan-kiri sawah terhampar
Orang-orang Jawa selalu setia pada tanah
Di batas tanah sebelah yang paling barat
Kebun-kebun tebu sedang menghijau
Dari Semboro kita mengenal jeruk manis
Hingga salak pondoh yang tumbuh berbaris
Alam memberi yang terbaik untuk tanah ini
Di sebelah utara eksotika pegunungan yang
Puncak Argopuro yang tak asing di telinga
Menjulang perkasa sebagai simbol masa lalu
Kebun karet dan kakao bersebelahan tanpa iri
Orang Madura dan Jawa saling menyatu tradisi
Aroma dan rasa tembakau terbaik di dunia
Tumbuh subur seperti lestarinya tradisi luhur
Tanah yang menyimpan berkah semesta
Panoramanya tak bisa dilukis atau dibaca
Kita hanya bisa menikmatinya dengan bahagia
Di pusat kota lampu-lampu menerangi taman
Gedung-gedung dan masjid-masjid megah berdiri
Orang yang datang tak akan pernah merasa luka
Ingatan dan kerinduan untuk kembali abadi
Terpatri dalam hati kepada Jemberku ini
Jember, 2019
DUA PULUH TUJUH
: Arisza Yessika Nurfadhilah
Dua puluh tujuh
Usiamu berkurang utuh
Ada pengalaman hidup teguh
Perjalanan masih jauh
Umur tak membutuhkan riuh
Lelah yang kaujalani tanpa gaduh
Ujung harapan akan selalu terisi peluh
Hingga penuh cahaya sisa umurmu yang ruh
Tahun demi tahun luruh
Ada getar rindu dalam tubuh
Hanya ada sebuah doa yang utuh
Ungkapan syukur atas usia yang suluh
Nafas menjadi cinta dalam kehidupan keluh
Jember, 23-03-2019
UMUR YANG BERKAH
: Arisza
Usiamu bertambah
Menggenapi detak risalah
Upacara dan doa semoga berkah
Rinduku seperti alif yang tegak berkisah
Yang sakinah
Adalah cinta mawaddah
Namamu kuijab dengan bismillah
Genapi perjalanan hidup dengan hamdalah
Berkali tabah
Engkau mengalah
Rindu tanpa kenal lelah
Kepada Allah kumohon tuah
Agar usiamu selalu tetap berkah
Hanya doa yang bisa aku persembah
Jember, 22-03-2019
AIR MATA DI ALIRAN SUNGAI
Seorang ibu menangis sebab cinta
Air mata mencari muara
Seorang anak menangis sebab rindu
Air mata tak berhulu
Jember, 13-3-2019
SELAMAT PAGI PUISI
Orang-orang yang tersenyum kepada pagi
Langit dan matahari mengirim salam
Langkah pelan atau cepat di atas bumi
Doa-doa akan selalu mengiringi dalam
Selamat pagi puisi yang di baitnya ada senyum
Tak ada kebahagiaan bagi yang selalu gundah
Kalam diucapkan dengan mesra yang harum
Semesta raya menghampar tanah yang berkah
Jember, 31012019
Muhammad Lefand lahir di Sumenep, Jawa Timur, 22 Februari 1989. Namanya dikenal melalui karyanya berupa puisi, cerita pendek, dan pantun yang dipublikasikan di berbagai surat kabar.
1 Komentar
honor sudah diberikan
BalasHapusKirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313