*Nemo Si Ulat Penakut*
#Dongeng
Pagi itu angin berhembus kencang, menerjang pepohonan dan bunga-bunga di taman kota. Ulat-ulat penghuni daun banyak yang jatuh ke tanah. Ada seekor ular daun berjalan-jalan sendirian, mencari temannya. Nemo ulat kecil yang baru menetas beberapa minggu yang lalu. Di tengah jalan dia bertemu rombongan semut. Dia berjalan mendekat.
" Hei semut mau ke mana kalian?"
Seekor semut keluar dari barisan semut. Semut itu menjawab Nemo.
" Kita mau mengangkut bangkai kupu-kupu yang mati di taman bunga".
" Kalian mau makan bangkai kupu-kupu itu?"
" Iya tidak langsung, nanti bangkai itu kita bawa ke istana kami. Bangkai itu nanti kami simpan buat cadangan kami. Juga buat dihidangkan kepada Ratu Semut".
" Oh iya".
" Kamu ulat yang baru menetas ya, besok kamu jadi kupu-kupu lalu mati".
Nemo yang lugu berpikir keras betapa malang nasib dia besok kalau menjadi kupu-kupu. Nanti akan mati lalu menjadi santapan semut-semut.
" Iya, aku baru lahir. Aku sedang mencari teman-temanku. Aku pergi dulu".
"Silakan".
Setelah pamitan dengan semut itu, Nemo berjalan ketakutan. Dia melihat ke langit dilihatnya sekelompok kupu-kupu beterbangan di antara bunga-bunga. Seekor kupu-kupu hinggap di bunga Mawar. Nemo terpana, melihat kecantikan kupu-kupu itu. Warna sayapnya yang indah. Tapi seketika lamunan bayangan bangkai kupu-kupu itu tadi membuat Nemo takut menjadi kupu-kupu.
" Hai Nemo".
Ada suara yang memanggil Nemo dari arah belakang.
"Kenapa kamu di tanah, ayo naik ke atas daun. Kamu kan ulat daun. Hidup di daun", kata Tobi teman Nemo.
"Aku terjatuh dari daun karena tertiup angin kencang".
"Aku juga. Ayo kita pulang ke daun. Bahaya kalau kita di tanah bisa di makan hewan lainnya."
" Iya kamu benar Tobi".
"Aku ingin segera bermetamorfosis Nemo, biar kita bisa terbang ke mana-mana. Biar aman juga kalau ada angin lagi bisa sembunyi. Hinggap di pohon yang besar".
"Aku gak mau menjadi kupu-kupu, aku gak mau setelah tubuhku indah lalu mati sia-sia dimakan semut".
" Lho, kok bisa menjadi kupu-kupu itu impian setiap ulat. Setelah masa kepompong kita berubah menjadi indah. Kita tidak menjadi ulat daun yang jelek".
Nemo terdiam sejenak. Dia pun ingin menjadi kupu-kupu tapi dia takut mati.
Tobi meninggalkan Nemo di tanah. Tobi menuju sebuah pohon. Hinggap di sehelai daun.
Minggu berganti minggu. Musim ini para ulat daun melakukan metamorfosis menjadi kepompong. Teman-teman Nemo yang lain telah menggulung tubuhnya dengan daun.
Sementata Nemo masih bimbang. Dia tahu tidak semua proses metamorfosis kupu-kupu berjalan sempurna. Ulat yang gagal tidak pernah menjadi kupu-kupu.
Nemo diliputi ketakutan dan kekhawatiran. Dia takut gagal dan mati.
Di tengah malam dia tidak bisa tidur. Nemo berjalan bimbang menuju tengah taman kota yang sepi. Dilihatnya kerumunan laron berebut cahaya pada lampu taman kota. Nemo melihat laron-laron itu sangat bahagia bersama teman-temannya. Tak lama Nemo merasa mengantuk. Dia mendekat ke semak rerumputan lalu tertidur.
Pagi harinya Nemo terbangun. Dia kaget sekali puluhan laron yang begitu bahagia berpesta semuanya telah mati. Bangkai-bangkai laron itu diangkut sekawanan semut. Nemo tertunduk lemas. Dia sadar semua hewan akan mati. Bahkan laron yang hidup demi cahaya, cahaya itu pula yang mematikannya. Nemo seolah mendapat pelajaran berharga. Dia berjalan cepat ke pohon tempat para ulat daun melakukan metamorfosis. Di sana Nemo bertemu Tobi. Rupanya Tobi menunggu Nemo.
" Aku percaya kamu akan kembali ke daun. Aku sengaja menunggu kamu biar kita bisa bermetamorfosis bersama".
" Terima kasih Tobi kamu memang teman baikku. Sekarang aku tidak takut lagi dengan proses. Aku ingin menjadi kupu-kupu yang indah"
" Aku senang Nemo akhirnya kamu sudah sadar. Yuk kita bermetamorfosis. Besok kalau kita sudah jadi kupu-kupu kita bersama-sama bermain di taman bunga".
" Siap, aku ingin bermain dengan bunga mawar".
Nemo, Tobi dan ulat daun yang lain menggulung tubuhnya di dedaunan. Mereka melakukan proses metamorfosis untuk bisa menjadi kupu-kupu yang indah.
_Pesan moral : jangan pernah takut menghadapi kegagalan. Kegagalan adalah proses meraih kesuksesan._
Cilacap, 17 Maret 2018
Winda Efanur FS-Cilacap
#ini tulisanku, mana tulisanmu
#cerpen
#Dongeng
Pagi itu angin berhembus kencang, menerjang pepohonan dan bunga-bunga di taman kota. Ulat-ulat penghuni daun banyak yang jatuh ke tanah. Ada seekor ular daun berjalan-jalan sendirian, mencari temannya. Nemo ulat kecil yang baru menetas beberapa minggu yang lalu. Di tengah jalan dia bertemu rombongan semut. Dia berjalan mendekat.
" Hei semut mau ke mana kalian?"
Seekor semut keluar dari barisan semut. Semut itu menjawab Nemo.
" Kita mau mengangkut bangkai kupu-kupu yang mati di taman bunga".
" Kalian mau makan bangkai kupu-kupu itu?"
" Iya tidak langsung, nanti bangkai itu kita bawa ke istana kami. Bangkai itu nanti kami simpan buat cadangan kami. Juga buat dihidangkan kepada Ratu Semut".
" Oh iya".
" Kamu ulat yang baru menetas ya, besok kamu jadi kupu-kupu lalu mati".
Nemo yang lugu berpikir keras betapa malang nasib dia besok kalau menjadi kupu-kupu. Nanti akan mati lalu menjadi santapan semut-semut.
" Iya, aku baru lahir. Aku sedang mencari teman-temanku. Aku pergi dulu".
"Silakan".
Setelah pamitan dengan semut itu, Nemo berjalan ketakutan. Dia melihat ke langit dilihatnya sekelompok kupu-kupu beterbangan di antara bunga-bunga. Seekor kupu-kupu hinggap di bunga Mawar. Nemo terpana, melihat kecantikan kupu-kupu itu. Warna sayapnya yang indah. Tapi seketika lamunan bayangan bangkai kupu-kupu itu tadi membuat Nemo takut menjadi kupu-kupu.
" Hai Nemo".
Ada suara yang memanggil Nemo dari arah belakang.
"Kenapa kamu di tanah, ayo naik ke atas daun. Kamu kan ulat daun. Hidup di daun", kata Tobi teman Nemo.
"Aku terjatuh dari daun karena tertiup angin kencang".
"Aku juga. Ayo kita pulang ke daun. Bahaya kalau kita di tanah bisa di makan hewan lainnya."
" Iya kamu benar Tobi".
"Aku ingin segera bermetamorfosis Nemo, biar kita bisa terbang ke mana-mana. Biar aman juga kalau ada angin lagi bisa sembunyi. Hinggap di pohon yang besar".
"Aku gak mau menjadi kupu-kupu, aku gak mau setelah tubuhku indah lalu mati sia-sia dimakan semut".
" Lho, kok bisa menjadi kupu-kupu itu impian setiap ulat. Setelah masa kepompong kita berubah menjadi indah. Kita tidak menjadi ulat daun yang jelek".
Nemo terdiam sejenak. Dia pun ingin menjadi kupu-kupu tapi dia takut mati.
Tobi meninggalkan Nemo di tanah. Tobi menuju sebuah pohon. Hinggap di sehelai daun.
Minggu berganti minggu. Musim ini para ulat daun melakukan metamorfosis menjadi kepompong. Teman-teman Nemo yang lain telah menggulung tubuhnya dengan daun.
Sementata Nemo masih bimbang. Dia tahu tidak semua proses metamorfosis kupu-kupu berjalan sempurna. Ulat yang gagal tidak pernah menjadi kupu-kupu.
Nemo diliputi ketakutan dan kekhawatiran. Dia takut gagal dan mati.
Di tengah malam dia tidak bisa tidur. Nemo berjalan bimbang menuju tengah taman kota yang sepi. Dilihatnya kerumunan laron berebut cahaya pada lampu taman kota. Nemo melihat laron-laron itu sangat bahagia bersama teman-temannya. Tak lama Nemo merasa mengantuk. Dia mendekat ke semak rerumputan lalu tertidur.
Pagi harinya Nemo terbangun. Dia kaget sekali puluhan laron yang begitu bahagia berpesta semuanya telah mati. Bangkai-bangkai laron itu diangkut sekawanan semut. Nemo tertunduk lemas. Dia sadar semua hewan akan mati. Bahkan laron yang hidup demi cahaya, cahaya itu pula yang mematikannya. Nemo seolah mendapat pelajaran berharga. Dia berjalan cepat ke pohon tempat para ulat daun melakukan metamorfosis. Di sana Nemo bertemu Tobi. Rupanya Tobi menunggu Nemo.
" Aku percaya kamu akan kembali ke daun. Aku sengaja menunggu kamu biar kita bisa bermetamorfosis bersama".
" Terima kasih Tobi kamu memang teman baikku. Sekarang aku tidak takut lagi dengan proses. Aku ingin menjadi kupu-kupu yang indah"
" Aku senang Nemo akhirnya kamu sudah sadar. Yuk kita bermetamorfosis. Besok kalau kita sudah jadi kupu-kupu kita bersama-sama bermain di taman bunga".
" Siap, aku ingin bermain dengan bunga mawar".
Nemo, Tobi dan ulat daun yang lain menggulung tubuhnya di dedaunan. Mereka melakukan proses metamorfosis untuk bisa menjadi kupu-kupu yang indah.
_Pesan moral : jangan pernah takut menghadapi kegagalan. Kegagalan adalah proses meraih kesuksesan._
Cilacap, 17 Maret 2018
Winda Efanur FS-Cilacap
#ini tulisanku, mana tulisanmu
#cerpen
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024