005

header ads

'Menari di Bawah Purnama' Menggugah Gairah Sastra di Madiun yang Lama Tertidur.



Madiun, 13 Mei 2024 - Dalam sebuah momentum yang penuh semangat, para penggiat sastra dari berbagai kalangan berkumpul pada Senin malam di Amá¹›ta Cafe untuk menghadiri acara berjudul "Menari di Bawah Purnama", yang diselenggarakan oleh Negeri Kertas, yang juga didirikan oleh Fileski, seorang penggiat sastra yang peduli akan perkembangan sastra di Madiun.

Dengan latar belakang kegelisahan yang dibawa dari ibu kota, Fileski, setelah mengikuti acara Peta Sastra Kebangsaan di Komunitas Salihara, Jakarta, terinspirasi untuk menghidupkan kembali semangat sastra di Madiun. Dia tergerak oleh pertanyaan Ayu Utami, "Bagaimana pergerakan komunitas sastra di Madiun?" yang membawa kesadaran akan minimnya aktivitas sastra di kota tersebut. 

Tujuan utama acara ini adalah untuk membangun jaringan yang solid di antara para pegiat sastra Madiun, mempromosikan kolaborasi yang efektif, serta meningkatkan apresiasi terhadap karya sastra lokal. Dengan memberikan akses yang mudah melalui grup WhatsApp Negeri Kertas serta pendaftaran langsung di lokasi acara, Fileski berharap untuk mengadakan pertemuan rutin setiap bulannya, setidaknya dua kali dalam sebulan.


Lebih dari sekadar menjadi sebuah acara sastra, "Menari di Bawah Purnama" juga menjadi platform bagi UMKM lokal untuk mendapatkan dukungan. Dengan meramaikan Amá¹›ta Cafe, Fileski tidak hanya mengapresiasi karya sastra, tetapi juga berharap bisa mengangkat nilai-nilai ekonomi lokal yang bersinergi dengan kegiatan apresiasi seni. 

Rangkaian acara malam itu menghadirkan beragam kegiatan mulai dari pembacaan puisi hingga diskusi bersama. Malam ini Resital Puisi disajikan oleh Fileski dengan iringan musik Ocarina, dan membacakan puisi yang merupakan puisi karyanya sendiri yang baru saja dimuat di koran Malaysia. Keberadaan tokoh-tokoh sastrawan lokal seperti Anas Yusuf, Tulus Setiyadi, dan para seniman dari Jaringan Kebudayaan Madiun seperti Aris Wuryantoro, Dian Widiyawati, Nugroho Budi, dan Titus Tri Wibowo, semakin memperkaya atmosfer acara tersebut.

Kehadiran para pegiat sastra dari luar kota, seperti Sarno Arbara dan Nina Wahyu dari Magetan, memberikan warna tersendiri pada acara tersebut. Tak lupa, Andrena Monica sebagai moderator dan Fenny Sjah, pemilik Amá¹›ta Cafe, yang sangat mendukung acara ini, juga turut menjadi pilar penting dalam kesuksesannya.

"Menari di Bawah Purnama" tidak hanya menjadi ajang apresiasi sastra, tetapi juga berhasil membangkitkan semangat generasi muda untuk lebih aktif dalam dunia sastra. Para pecinta sastra yang tadinya tidak menyangka akan adanya acara semacam ini di Madiun, kini merasa terinspirasi dan termotivasi untuk turut serta aktif dalam mengembangkan sastra lokal.

Malam Sastra ini diharapkan tidak hanya menjadi perayaan semata, tetapi juga momentum penting dalam memperkuat solidaritas dan kerjasama di antara para penggiat sastra Madiun. Dengan demikian, acara ini tidak hanya meningkatkan pemahaman tentang sastra lokal, tetapi juga menjadi titik tolak bagi perkembangan lebih lanjut dalam dunia sastra di kota ini.

Malam Sastra "Menari di Bawah Purnama" menjadi bukti nyata bahwa semangat sastra masih membara di hati masyarakat Madiun, siap untuk terus tumbuh dan berkembang dalam produktivitas yang semakin meningkat.” Ujar Fileski ketika ditemui di akhir acara. 





Posting Komentar

0 Komentar