005

header ads

Hantu Piano | Firmina Fenny


Gadis itu membenarkan posisi duduknya. Kemudian menata jarinya pada tuts piano. sejenak termenung. Bach!. ya, itu salah satu komposer kebanggaannya. lalu? apa yang akan dimainkan saat ini? mungkin karya Johann Pachelbel yang diaransemen ulang oleh idolanya itu. Ya, Canon in D major. Terbersit bimbang di benaknya saat akan memulai menyentuhkan jari pada bar pertama. 


"Apa aku bisa memainkan dengan baik seperti saat aku menghibur pernikahan kakak sepupuku di bawah terang purnama saat itu?"


Sudahlah, sepertinya pikiran itu hanya sekelumit penggalan yang tidak menjadi penghalang untuk memainkan simfoni itu lagi, dan menjelang menit ke-4 dentingan piano itu berakhir dengan sempurna. Ya! persis seperti malam itu! gumamnya. 


"Aaah,, mana mungkin?". "Ya! aku baru ingat!. benar, lagu instrumental itu memang pelajaran dasar bagi murid kelas piano. Tapi seingatku aku tidak pernah menyelesaikannya dengan baik. Selalu terhenti pada bar ke-7. Lalu? Bagaimana mungkin aku bisa memainkannya dengan sempurna hingga bar terakhir?"


Tiba-tiba gadis itu hampir setengah pingsan saat melihat tuts piano bergerak naik dan turun sendiri tanpa ada yang memainkannya. Sejenak dia hampir terlena menikmati alunan nada-nada dengan tempo dan dinamika yang sangat indah seperti permainan komponis pujaannya. Tapi dia kembali bergidik saat menyadari tak ada seorang pun disitu selain dirinya. Hanya ada siluet wanita bergaun putih yang tampak semu. Ya, dan kini dia pun menyadarinya 


"Benar, bahwa bukan aku yang memainkan instrumen musik klasik Canon dengan sempurna ini. Tidak untuk malam bulan purnama saat itu, apalagi untuk sesi malam ini. dan sepertinya aku harus membuang jauh-jauh keinginanku untuk memainkannya lagi Ya, jika aku tidak ingin melihat hantu piano itu lagi "  


Kriiinggg  "Ya, halo." jawab gadis itu. 


"Benar ini rumah Tn.Edward?" tanya si penelepon. 


"Ya, benar. tapi Tn.Edward sudah meninggal hampir 13 tahun yang lalu. dengan siapa saya berbicara?". Tak berselang lama si penelepon mengutarakan tujuannya 


"Saya adik Nn.Cecylia. Kami dari pihak keluarga ingin mengambil piano tua itu kembali. Semalam jasad Nn.Cecylia telah ditemukan di sebuah gudang tua dekat peternakan kuda milik keluarga kami. Sebelumnya tak ada yang tau kemana perginya Cecylia Kini semuanya terungkap lewat selembar surat yang sudah kusut dan hampir robek di gudang tua itu, bahwa dia meninggal bunuh diri, karena ayah kami melarangnya bermain piano lagi dan kemudian menjual pianonya pada Tn.Edward. Ya, kejadian itu persis 13 tahun yang lalu."


Tiba-tiba suara di telepon menjadi hening. Gadis itu berpikir keras. Tepat 13 tahun yang lalu? Bagaimana mungkin?? berarti 2 hari sebelum ayahku mendadak sakit keras dan meninggal dengan luka bakar yang tidak wajar pada jari-jarinya?! Cecylia tidak menghendaki piano kesayangannya disentuh oleh orang lain? Lalu, kenapa aku baik-baik saja selama 13 tahun memainkan piano itu??. 


"Mungkin selama 13 tahun ini Cecylia mengikuti kemana pianonya pergi. dan sepertinya Cecylia sedang mencari penggantinya" suara seorang wanita paruh baya tiba-tiba membuyarkan lamunan gadis itu. Tutututut dan suara penelepon di seberang pun terputus. (*)



Posting Komentar

0 Komentar