005

header ads

Puisi Nunung Noor El Niel | 15 Maret 2024

 KEHENINGAN


aku sudah terlalu terbiasa menerima 

hempasan dari ambang 

pintu rumahku


bahkan jauh ke atas ranjang, hingga kadang

aku tak tahu apakah bantal dan guling

masih dapat menampung tangisan 


sebab sejak kanak-kanak telah diajarkan

menerima kekalahan dari warisan ibu

di mana aku tak pernah meraih 

uluran tangannya


: membenamkan ke dalam pelukannya


tak ada lagi kecemasan

semua telah kusiapkan 

dengan naluriku 


meskipun aku harus melempar diri

keluar rumah untuk mengais 

matahari


terkadang aku tersengal oleh hentakan badai 

datang dan menelannya sebagai empedu

untuk menjamu diriku dari kekalahan

pada apa yang selalu hilang

dalam genggaman 

padahal sudah ada 

di tangan


semalam telah kutanak seluruh impian

hingga tak ada yang perlu dicemaskan

apalagi badai yang mungkin datang 

dan merampas sisa impian semalam

dari pelupuk mataku

karena masih 

setengah 

terpejam


aku melepasnya kembali

sebagai sebuah 

keikhlasan


Dps 15 2 24



KULDESAK


bisakah kita menyelesaikan sesuatu 

yang sudah lama kita harapkan

bisakah kita menerobos 

dinding batu


siapkah menyambut yang baru datang

menyambut angin dan ombak

sinar matahari dan hujan

jalan terjal dan berliku


kau hanya punya satu kesempatan

dan aku perlu dua kali mendengar

penjelasanmu

sebelum aku mempercayaimu


Jika kau bercanda denganku

adalah masalah besar 

kau akan mati mengenaskan


siangilah dirimu hingga tetap wibawa 

membias sampai nirwana 

dijaga di tahta para dewa 

dari angkara murka 

dan prahara


jangan bersikap konyol, sebab bisa jadi

sewaktu-waktu keberuntungan 

berpihak pada orang bodoh


Dps 28 2 24



Nunung Noor El Niel, penulis puisi asal Denpasar, Bali, lahir di Jakarta pada 26 September. Masa kecilnya dihabiskan di Surakarta dan Bogor hingga lulus SMA. Menulis puisi baginya adalah mencari bahasa dan karakter diri, mengekspresikan realitas dengan metafora yang dimengerti pembaca. Dia pendiri komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM) dan aktif di Jatijagat Kampung Puisi (JKP) Denpasar. Karya-karyanya termasuk "Solitude," "Perempuan Gerhana," hingga "Sumur Umur," serta tersebar di antologi dan media terkenal. Dia juga berpartisipasi dalam berbagai festival sastra dan seminar internasional. Profilnya termuat dalam "Apa dan Siapa Sastrawan Indonesia" (2018).


Posting Komentar

0 Komentar