005

header ads

Puisi Fileski | Sang Pengasih Hati

 Sang Pengasih Hati


Terlafal bersembulan hujat di sana-sini

Pendar percik dalam senja yang memar 

Gemetar ragaku terjebak muslihat fatamorgana

Menampik hujatan disumbar kaum dengki

Membuatku rindu taman bunga yang sunyi

Yang ada dalam cerah senyum-Mu

Cahaya pada lahan subur yang menjalar akar sumber air 

Menautkan renggut bumi kedamaian

Kau bagai magnet yang selalu menarikku pulang

Lambung dari laparku

Tenggorokan bagi hausku

Aku bertanya pada langit tua

Ia hanya bungkam dirimai warna rindu

Belati hujan menerpa jiwaku yang beku

Menangisi bayang-Mu di bawah lampu

Terjamah mengada hatiku riuh menyebut nama-Mu

Bergema seluruh semesta memanggil Sang Pengasih Hati


Surabaya, 2014

Pengembara


Sepanjang perjalananku pergi

Di mana pun aku kini tegak berdiri

Masih di lengkung langit yang sama

Langit yang Kau ciptakan untuk tanda kebesaran

Samudera biru meriak rinduku untuk bertemu

Dalam ombak nadiku bergemuruh nama-Mu

Ayat-ayat-Mu yang tak hentinya ku ucap

Ketika lembaran lontar tertulis penuh nama-Mu

Kulepaskan mengalir terbawa ombak

Mendamba hujan rahmat dan ridho-Mu

Hingga jiwaku kuyup bahagia sekujur raga

Dan kesepianku sirna tenggelam di cakrawala jiwa

Di hatiku Kau terpahat penuh makna

Setiap asma-Mu telah kupilih maknanya sendiri

Mungkin tak lagi mereka kenali

Engkau begitu absurd namun begitu nyata dan dekat

Aku hanyalah pengembara yang menyusur alur sungai

Dan melintang hujaman badai padang pasir

Hanyut aku dalam arus-Mu

Hingga tak berdaya dan kembali menyatu dengan-Mu


Madiun, 2014



Perahu


Perahu cahayaku datang terang benderang

Kilaunya menyingkap gelisah dalam kalbu

Ingin segera kukayuh dan berlayar

Rasanya tak lama lagi bertemu

Telah ku sucikan diri

Sudah kumantapkan gayungku

Sudah kubersihkan alasku

Namun masih terasa kerak beriak dalam dada

Sontak perahu goyah

Terombang-ambing arah

Dermaga persinggahan pun berlalu

Menggigil sendiri hilang arah

Termangu, menunggu petunjuk titik cahaya-Mu


Madiun, 2014




Dalam Asma-Mu


Dzikir yang ku ucap malam ini

Terlunta sia-sia entah di bagian mana dalam jiwa

Luruh kelam tak tahu arah ingin kutuju

Semakin kelam asa ingin meraih cahaya

Betapa ingin ku lepas segala beban dunia

Setelah sekian lama lemas di gelayut ragu

Kularung emas di negeri gemerlap fana

Mengurai rahasia sedih yang tak berujar

Ingin kutulis namaMu dalam jantungku

Agar berdegub sepanjang waktu menyebut nama-Mu

Layaknya ayat cinta yang menyeru rindu


Madiun, 2014


Posting Komentar

0 Komentar