005

header ads

Puisi - Nenek Moyangku (Katanya) Pelaut - Abdul Mukhid



Nenek moyangku pelaut
itulah kisah dari mulut-mulut
menjelajah samudera
sampai ke ujung Afrika

Nenek moyangku pelaut
itulah kisah dari mulut-mulut
dari Enrique Maluku
hingga Kalinyamat yang kukuh bagai batu

Nenek moyangku pelaut
dan kisah itu mulai surut
kala ikan-ikan kami dirampas
kapal asing nyelonong dengan bebas

Nenek moyangku pelaut
mungkin hanya tinggal cerita
Layaknya Hang Tuah dan Selat Malaka
semua surut bagi kabut di hari senja

Nenek moyangku pelaut
adakah cuma katanya?

Malang, 8-8- 2023


Abdul   Mukhid,   lahir   di   Malang   22 Februari   1974. Alumnus Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Malang (sekarang Univeritas Negeri Malang). Karya-karya cerpen dan   puisinya   tersebar   di   puluhan   antologi   bersama, yang terakhir terbit bersama 50 puisi pilihan Hari Puisi Indonesia, dan antologi Dua Kota Dua Pulau (2021). Buku sastra tunggal yang pernah diterbitkan yaitu kumpulan puisi tunggal Tulislah Namaku Dengan Abu (2006) dan Tahu Bulat Tanda Kiamat (Mudilan Med, 2018), dan kumpulan cerpen tunggal Lelaki Yang Mengandung Bidadari (Penerbit Pelangi Sastra, 2018). Juga menulis buku motivasi, Bertanya atau Menjadi Keledai (Penerbit Pinus, 2009). Sekarang menjadi penerjemah lepas, dan menjadi Anggota Dewan Seniman Bidang Sastra Dewan Kesenian Malang, No WA 08179614773


Posting Komentar

0 Komentar