Abdul
Mukhid, lahir di
Malang 22 Februari 1974. Alumnus Jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris IKIP Malang (sekarang Univeritas Negeri Malang). Karya-karya cerpen
dan puisinya tersebar
di puluhan antologi
bersama, yang terakhir terbit bersama 50 puisi pilihan Hari Puisi
Indonesia, dan antologi Dua Kota Dua Pulau (2021). Buku sastra tunggal yang
pernah diterbitkan yaitu kumpulan puisi tunggal Tulislah Namaku Dengan Abu
(2006) dan Tahu Bulat Tanda Kiamat (Mudilan Med, 2018), dan kumpulan cerpen
tunggal Lelaki Yang Mengandung Bidadari (Penerbit Pelangi Sastra, 2018). Juga
menulis buku motivasi, Bertanya atau Menjadi Keledai (Penerbit Pinus, 2009).
Sekarang menjadi penerjemah lepas, dan menjadi Anggota Dewan Seniman Bidang
Sastra Dewan Kesenian Malang, No WA 08179614773
Nenek moyangku pelaut
itulah kisah dari mulut-mulut
menjelajah samudera
sampai ke ujung Afrika
Nenek moyangku pelaut
itulah kisah dari mulut-mulut
dari Enrique Maluku
hingga Kalinyamat yang kukuh bagai batu
Nenek moyangku pelaut
dan kisah itu mulai surut
kala ikan-ikan kami dirampas
kapal asing nyelonong dengan bebas
Nenek moyangku pelaut
mungkin hanya tinggal cerita
Layaknya Hang Tuah dan Selat Malaka
semua surut bagi kabut di hari senja
Nenek moyangku pelaut
adakah cuma katanya?
Malang, 8-8- 2023