005

header ads

NYANYIAN BANGSA YANG TERUSIR


 :Gimien Artekjursi



NYANYIAN BANGSA YANG TERUSIR


di tanah ini seharusnya kami berkubur

karena air ketuban kami di sini menetes

lalu keringat terkadang darah

dan juga nyawa


berabad-abad moyang kami berdiam di sini

tiap jengkal, tiap depa tempat ini kami kenal

seperti kami kenal garis tangan kami


setiap hela nafas, setiap jejak langkah 

sudah tertanda di seluruh wilayah ini

sedari kami masih lelap sampai kembali berbaring

tak satupun terlewat


karena itu sudah seharusnya kami berkubur disini

bertanda nisan dan taburan bunga-bunga

sebagai kenangan bagi anak cucu kami


tapi sudah bermusim-musim ini

tak pernah lagi kami bisa tenang sejenak di halaman kami

orang-orang asing saling berdatangan

menginjak-nginjak, memporak-porandakan tempat tinggal kami

menghancurkan jerih-payah kami

bahkan membantai kami


tak terhitung nyawa keluarga dan saudara melayang

sia-sia kami melawan 

pedang dan tangan kami tak bisa membalas mesiu mereka

segala daya upaya kami tak guna menandingi mereka

sia-sia kami melawan


kini kami berada di tebing kepunahan

tanah tempat mula leluhur telah tiada

bukan hanya keluarga

suku dan bangsa kami pun semakin tumpas


di tepi hari kini kami hanya bisa berdiri

menanti detik-detik menggulung keluarga terakhir suku kami

lenyap musnah dari muka bumi


Kumedung, 2023


GIMIEN ARTEKJURSI, lahir 03 Agustus l963.  Tinggal di desa Kumendung, Muncar, Banyuwangi. Puisinya dimuat di media cetak dan online di Indonesia. Antologi bersama: Penyintas Makna, Pujangga Facebook Indonesia, Laut dan Kembara Kata kata (Jazirah Sebelas), Larung Sastra, Sulur Kembang Sri Tanjung, Deklarasi Puisi Untuk Negeri, Rendezvous!, Anak-Anak Merah-Putih.

Memenangkan lomba cipta puisi Sanggar Minum Kopi Denpasar 1989, dan Negeri Kertas .com 2022, Nominasi Anugerah Sastra Apajake 2023.

WA: 085333554684

FB: Gimien Artekjursi.

FB: #gartpoeisi 

      #gartpoeisi23




Posting Komentar

0 Komentar