005

header ads

Dialog Pembuka - Puisi Mario D. E. Kali

 



Kau coba membuka mulut 

Lalu menelan kembali sebuah kalimat


“Adakah padamu sekapur sirih?”

Gagap kujawab, aku merogoh *Kakaluk 


“Yang ada padaku hanya segagang sirih  dan setampuk pinang tanpa kapur”


Kusodorkan padamu tanpa menatap 

“Terima kasih. Aku punya sejumput kapur pemberian Nenek” kau menjawab

Senyum kita meronah merah kunyah sirih pinang


“Nenek bilang kita seperti pinang dibelah dua, Segagang sirih yang dibagi sama rata,  sejumput kapur dari Kakaluk yang sama” kau menatapku berharap amin dariku “dari ronah merah sirih pinang,  aku akui kita masih ibarat darah setampuk pinang,  berharap sirih naik tanpa patah junjungan” aku menatapmu sebagai amin yang kauharap


Hari masih pagi, terik singgah akan singgah hingga malam memanggil kembali.

 

(Kinbana, Juni 2019)


Catatan istilah: Kakaluk (kata bahasa tetum) merujuk pada :(1) wadah seperti tas kecil yang biasa dipakai oleh tetua di Timor untuk menaruh, menyimpan dan membawa sirih pinang; (2) azimat orang Timor.


*Mario D. E. Kali, lahir di Kimbana, Belu, Nusa Tenggara Timur. Penulis Buku Puisi "Tanda Mata" (Jakarta: Teras Budaya, 2020). Nomor WA 082299740919.












Posting Komentar

0 Komentar