005

header ads

Aku, Kopi dan Tembakau | Prosa : Daniaji

Aku, Kopi dan Tembakau | 

Prosa : Daniaji



Serdadu aksara sudah mulai merapatkan barisan dengan senjata satir

Tarian pena di atas kertas bagaikan ritual sufi menerjemahkan kalbu

Tentang pahitnya kehidupan duniawi yang teramat getir


Entah dengan cara apa lagi aku mengisyaratkan kecewa. 

Melihat yang kaya raya semakin bergaya dan yang miskin diperkaya. 

Dunia ini sudah serba digital, entah mengapa terlalu banyak yang kehilangan akal. 

Mempermudah segala cara hingga mereka lupa tentang norma. 

Anak muda di sosial media terlalu banyak tenggelam di dalam pemikiran dangkal. 

Adab dan etika sudah tidak lagi menjadi hal yang istimewa. 


Saat Aku sedang asyik menghisap lagi tembakau ditemani kopi di dalam kamar kontrakan yang kumuh. 

Realita kini seolah menertawakan dengan angkuh

Terlihat dilayar kaca ponsel yang retak

Berita tentang kasus terpidana mati

Seolah memberitahu tentang kebenaran pantas untuk membisu, karena sudah terlalu lama dalam drama pengumpulan bukti-bukti. 

Tetapi lagi-lagi Aku hanya mampu berkata dalam hati 

"Apakah sudah hilang keadilan di dunia ini?"

"Lalu apa yang bisa aku perbuat? "

"Lalu siapa yang akan mendengar?"


Sudahlah, ini hanya syair.

Mungkin dunia sedang di penuhi oleh muslihat, agar kita lebih mahir lagi untuk berpikir. 


Jakarta, 19 Februari 2023


Biografi singkat saya.



Musisi serta penulis puisi dengan nama lengkap Daniaji, lahir 26 Mei 1989 di Jakarta. Sejak remaja sudah menggemari dunia sastra dan memulai memberanikan diri untuk turut serta meramaikan dunia seni dalam bentuk puisi pada tahun 2017, sudah menciptakan beberapa lagu dan memerankan satu buah film pendek.




Posting Komentar

0 Komentar