005

header ads

LIMA SAJAK YIN UDE | Menggali Luka

 LIMA SAJAK YIN UDE


Menggali Luka


Menggali luka lagi dan kau temukan muka jadah

Apakah duka yang mengacungkannya

Tutupi nganga bernanah

Antara dataran angan dengan hari berjalan?

Kepala berapi

Sama menunggu sesuatu terbakar dalam dingin cuaca

Sayang diri

Sayang anak cucu

Sayang sekali, tak ada turunan dari masa depan menjunjung senyum

Paling senyum, seperti senyum dalam kanvasmu

Dilukis dengan mabuk, mungkin pula tergesa-gesa

Luka dan muka jadah tak akan pernah terurai

Sebab antara janji baktimu, janji bumi, janji langit

Juga janji Tuhan

Masih tersekat

Oleh jurang-jurang dalam

Yang terus menganga


Sumbawa Timur, 21 Juli 2022


Jalan Merdeka


Di sana

Selalu kulanggar tugu itu

Terbentur

Terjerembab

Tertindih 

Oleh rubuhan diri yang tak kuasa menegakkan perkasa kota

Dan terus terjajah

Oleh makna yang dibikin seenaknya

Ah, aku terlambat tahu

Tugu-tugu itu jelmaan makhluk buas

Menyeret pejalan kaki, pengelana hari terik

Ke dalam gua kenangan

Kesadaran

Yang gelap gulita


Sumbawa Timur, 21 Juli 2022


Pesta Penyair


Para penyair berpesta

Di puncak menara katanya

Lalu matahari tergenggam

Ada kepala mendongak

Dari musim ke musim

Pening

Pusing

Harusnya rubuhkan menara itu

Ah, menara apa yang akan rubuh

Tak ada menara

Penyair pesta di dangau reyot, di tepi padang kering

Ada yang menjauh

Yakin telah ikut-ikutan mabuk

Sendiri


Sumbawa Timur, 21 Juli 2022


Dengan Chairil Aku Kalah


Aku yang ikuti kau

Atau kau ikuti aku

Kau punya sejarah

Tapi aku punya masa

Baiklah kita beriringan saja

Di bawah matahari kota, matahari desa

Yang ah, kalau ini sama cahayanya

Walau bayangan kita memapasi hari berbeda:

Kau bertemu Jepang, pancaroba, cinta tak sampai

Aku dibentur saudara, musim gelisah, kaburnya cinta

Puisimu –kulupa- kian jelma matahari sejati

Puisiku nyalanya berkecamuk dalam kamar sendiri

Orang-orang memandang tarian api dari luar jendela

Dan sejarah

Kalaupun nanti tertulis buatku pula

Hanya tentang tumpukan abu

Yang terbang dihapus dari masa 

Yang terlampau berkuasa


Sumbawa Timur, 21 Juli 2022


Sia-sia


Aduh

Tolong

Kudengar bunyi itu dari dalam masjid

Kian deras dering telepon di langit tentunya

Karena khusyukku, khusyukku

Aduh 

Tolong

Tolong

Aduh

Kulihat orang-orang di luar masjid

Memutuskan kabel-kabel telepon

Dengan taring, cakar-cakar, serupa monster


Sumbawa Timur, 21 Juli 2022


Bionarasi penulis:

Yin Ude, penulis Sumbawa Nusa Tenggara Barat, karyanya berupa puisi, cerpen dan artikel dipublikasikan di berbagai media cetak dan online di dalam dan luar Sumbawa, seperti Lombok Pos, Gaung NTB, Suara Muhammadiyah, Sastra Media, Elipsis, Bali Politika, Uma Kalada News, Negeri Kertas, Suara Krajan, jurdik.id. dan Indonesiana. Memenangkan beberapa lomba penulisan seperti Juara 2 Lomba Cipta Puisi Bulan Bahasa Himapbi Universitas Asy’ariah Mandar, Sulbar (2021), Anugerah Puisi Terbaik Peringatan Konferensi Asia Afrika Tahun 2022 Negeri Kertas, dan Anugerah Cerpen Terbaik Hari Nelayan Nasional Tahun 2022 Negeri Kertas. Puisinya termasuk dalam 10 Karya Kandidat Pemenang Sayembara Puisi Teroka-Indonesiana Tahun 2022. Telah menerbitkan buku tunggal Kumpulan Puisi dan Cerita “Sajak Merah Putih” (2021) dan Novel “Benteng” (2021). Puisinya termuat pula dalam belasan antologi bersama penyair Indonesia. Terbaru adalah Antologi Puisi “Minyak Goreng Memanggil” (2022).

Facebook: Yin Ude

Kontak: 087810071573 (WA)

Email: abidanayi@gmail.com




 


 



 


Posting Komentar

0 Komentar