005

header ads

RMD PUISI Sulistyo

 

RAMADAN SEHARI LAGI 

Sulistyo 

 

Di desa, tradisi mandi di sungai telah berganti 

Tak ada lagi canda ria penduduk desa memenuhi sungai bening di pinggiran desa kami ketika ramadan kurang sehari 

Tak terdengar lagi canda tawa anak-anak berebutan air hitam bakaran merang untuk keramas satu tahun sekali 

 

Sungai kecil berair bening sudah menghilang 

Menjelma jalanan aspal di samping pabrik kacang yang kini sangat terkenal 

Pepohonan mahoni tua yang berjajar di sepanjang persawahan tempat kami bermain menggelar tikar saat siang di bulan ramadan, tumbang berganti rumah karaoke dan kafe remang-remang 

Kenangan ramadan masa kecil menjelma dongeng mahal yang tersimpan dalam buku tulis kumal 

Lalu apa yang kukenang saat pulang ke kampung halaman?

Surau kecil berdinding bambu di pinggir jalan di bawah pohon asam besar, tersingkir dan terbuang

Berganti rumah makan megah milik pejabat serakah 

Puluhan pohon asam besar peneduh jalan pedesaan digantikan besi-besi lima meteran penyangga lampu-lampu penerang jalanan 

Desaku menjadi kota yang tak berjiwa 

 

Tanah tempat aku dilahirkan benar-benar hilang tak menyisakan sejengkal kenangan 

Aroma ramadan seperti yang kuhirup dua puluh tahun silam tak lagi bisa kurasakan 

 

Sabtu, 2 April 2022

 

 

 

Sulistyo 

Lahir dan besar di Kudus. Menyukai puisi. Beberapa puisinya terkumpul dalam antologi bersama dan antologi tunggal. Berprofesi sebagai Disc Jockey






 

Posting Komentar

0 Komentar