005

header ads

HNN PUISI-PUISI KARYA YIN UDE

 PUISI-PUISI KARYA YIN UDE


Ombak Dada Para Nelayan


Ombak dalam dada para nelayan

Terus bergemuruh

Dan petang ini

Seperti sudah-sudah, menggerakkan perahu ringkih

Ada serpihan bara dari tungku

–yang sedang ditiupi isteri dalam gubuk dinginnya-

Melekati langit gulita, mengerdip timbul tenggelam

Menuntun laju


Sebentar ombak itu pun membentur malam 

Yang pekak karena ledakan bom-bom ikan, sampai tak lagi mendengar jeritan para nelayan

Yang esok subuh pulang dengan luka hati menganga: 

menimbang mimpi berisi sisa-sisa


Lalu tak usai pula ombak itu bergulung-gulung

Dalam putaran jaring pukat kapal-kapal asing

Yang geladaknya dipenuhi gelepar segar masa depan lautan

Para nelayan itu, dari sekarang

Mulai menjala kenangan


Terus gemuruh

Terus membentur-bentur

Terus bergulung-gulung

Ombak di dada para nelayan membanjiri juga kepalaku

Hingga aku terseret seperti bermasa-masa 

Tapi lagi-lagi

Hanya bisa kudapati diriku terdampar tak berdaya

Bersama mereka, bersama anak isterinya


Pantai Panjang Labuhan Jambu, 1 April 2022

Sore yang Biru


Langit biru laut biru, mungkin angin pun rupanya biru

Hembusi tubuh-tubuh legam

Yang kepala dan rongga dadanya kutahu dipenuhi warna apa


Begitu birunya sore ini

Memandang anak-anak bermain di pantai, yang sedang digendong di punggung-punggung legam itu

Mereka ikut mengamini doa yang mendayung ke suatu tempat


Di tempat itu

Sang Pembuat Warna menimang-nimang butiran riak atau percik gelombang yang melekat di dayung dan dinding perahu

Ia tahu akan berbuat apa

Serta kutunggu dengan selembar kertas biru pula

Buat menulis puisi esok hari, tentang senyum nelayan memanggul tangkapan berlimpah


Kalaupun tiba berita badai, angin dingin yang menampar ternyata rupanya kelabu

Jasad yang tak diketahui kuburannya itu telah kukafani

Dengan pujian paling biru

Dengan kenangan paling biru


Pantai Panjang Labuhan Jambu, 1 April 2022




Yin Ude, penulis asal Sumbawa Timur, NTB. Karya tunggalnya yang telah terbit adalah Buku Sepilihan Puisi dan Cerita “Sajak Merah Putih” dan Novel “Benteng”. Puisinya termuat pula dalam antologi bersama yakni Antologi Puisi “Seribu Tahun Lagi”, Antologi Puisi “Genta Fajar”, Antologi Puisi Plengkung: Yogyakarta dalam Sajak, Antologi “Hujan Baru Saja Reda”, Antologi “Jejak Puisi Digital”, Antologi Puisi “Para Penyintas Makna” dan Antologi Puisi “Jejak Waktu”. Beberapa buku lainnya dalam proses terbit.






Posting Komentar

0 Komentar