005

header ads

Puisi A.Rahim Eltara ANAK-ANAK TAK PERNAH LUPA

 



A.Rahim Eltara


ANAK-ANAK TAK PERNAH  LUPA


anak-anak tak ada lagi tempat bertanya
orang-orang sibuk memeluk duniawi

orang-orang sibuk merebut tahta

mereka terlena dengan headphone di telinganya

bahkan mereka tidak mendengar alunan merdu muazin 


tetapi anak-anak tak pernah lupa
memberi salam dan mencium tangan ibunya
karena mereka sangat hafal
di mana surga berada


Sumbawa, 30/12/2021

















A.Rahim Eltara


 MEMANDANG DERAS HUJAN


dari jendela

memandang deras hujan

memukul daun-daun ketapang

gugur tersungkur

rontok kelopak melati

harum dalam lubuk hati


sejenak kita nikmati

sebelum reda


sebelum esok pagi

ada yang datang memetik

dan menaburnya di atas pusara


Sumbawa,13/02/2022













A.Rahim Eltara

LELAKI SENJA DAN SEBUTIR KURMA

 

Lelaki senja berwajah gerhana,berjalan membungkuk ke arah 

kiblat, mungkin penyakit encoknya kambuh oleh dinginya angin.

 

Pulang ke bawah jembatan menjelang petang. 

Rumahnya tak berperabot, hanya meja kayu


dari kotak bekas, hanya sebuah piring dan gelas plastik.

Warnanya pun tak seterang nyala lampu tempel


dalam rumahnya. Diletakkan sebutir kurma 

dan segelas air mineral, yang baru saja dipungut 


di depan rumah gedongan dengan linang air mata. 

Ia bayangkan nikmatnya,saat berbuka puasa nanti.


Letih dan pilu telah tersingkir waktu azan

yang berkumandang nyaring dari toa masjid.


Diteguknya air seteguk, menyejukkan hati,

yang seharian mengorek belas kasih kaum bertahta.


Dikunyak sebutir kurma. Manisnya mengiris 

kisah kelam yang papa: 


“Hari ini, aku hanya memiliki sebutir kurma

selain matahari dan air mata”.


Sumbawa,11/04/2022










C:\Users\ACER\Pictures\1e9e71a5-29bc-41b3-abcc-c11b0b514b80.jpg




                                     








                                      BIODATA PENULIS




A.Rahim Eltara, lahir di Sumbawa Nusa Tenggara Barat, 16 Oktober. Penerima Anugerah Bahasa dan Sastra dari Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat.. Peraih Pemenang Puisi Pilihan dalam Gerakan Aksi Akbar 1000 Guru Menulis se-Asean. Sudah 90-an karyanya dalam bentuk antologi tunggal dan bersama, antara lain Kepak Sayap Rasa (2011), Ladang Kekasih (2018), Kidung Tambora (2018), Pesisiran (2019), Rantau (2020), Ibuku Surgaku ( 2020), Sang Acarya (2021), Tanah Air Puisi (2021), Ayahku Jagoanku (2021), Para Penuai Makna (2021), Anakku Permataku (2021), Khatulistiwa (2021), Guruku Inspirasiku (2021), Jejak Puisi Digital (2021), Para Penyintas Makna (2021-2022), Pujangga Facebook Indonesia (2022). Suara Penyair Mencatat Ingatan (2022),Jejak waktu (2022),Di Pintumu Aku Mengetuk (2022), Alam Sejati (2022), Negeri Kata Kata (2022).Nomor kontak 082340502747 – WA085337200200. 






Posting Komentar

0 Komentar