Kau adalah perempuan semesta.
Kau telan matahari.
Hingga pendar tubuhmu.
Tiap pagi kau
terbitkan di matamu.
Melelehkan embun dan
mengantarnya memeluk bumi.
Senyum dan binar
pipimu adalah langit pagi.
Kau tangkup cinta
tanpa cela dan sia.
Dengan rasa dan pipimu
yang merona.
Kau adalah perempuan
semesta.
Lalang perjalananmu
membuat siang tak gamang.
Terbacalah semua tanpa
terbata.
Dan langkah-langkah
ringan terayun melenggang.
Kau adalah perempuan
semesta.
Mengirim cahaya padaku
lewat celah goa.
Di gigir senja yang
senyap dan alpa.
Menulis laritbait
puisi di dinding-dindingnya.
Kau adalah perempuan
semesta.
Menerbitkan kembali
matahari.
Mengiringi perjalanan
mimpi.
Mengarungi seluruh
gemuruh rasa.
Kau adalah perempuan
semesta.
Menjadi doa-doa sang
pengembara.
Ri, 06-02-2019/12:24
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024