005

header ads

Ni Wayan Wijayanti [Puisi]

 

JAZAD YANG MATI

 

Pak tua itu menangis mengadu kesepian dengan uraian air mata

Seolah dengan begitu usianya dapat kembali lagi

Dia masih ingin melarung dalam buaian riak sungai asa

Hanya saja raga itu kini sudah tidak terairi kembali

 

Darah-darah dalam nadi memang telah lama mengering

Bersamaan dengan datangnya para pemangsa, cacing-cacing

Mereka bergelimpangan, menyantap nanah pada sendi dan daging

Benar, dia telah sepenuhnya tidur dalam mati yang hening


Benar juga bahwa suara-suara langit itu pernah bilang

Kelak akan ada satu hal yang dia sesalkan dalam liang

Kenapa hidup ternyata sesingkat begini, sangat sayang

Tidak ubah sebatas kilatan petir yang datang lalu hilang

 

Tidak juga semesta salah jika mengatakan nafas ini seumpama buih pesisir

Berderu-deru ganas dan memecah karang dengan dasyat deburannya

Tetapi toh cepat berpaling kembali lagi pada asal ke tengah dalam samudra

Menyerukan aroma basah yang merana lalu mataharilah yang mengeringkan sisanya

 

Gelondongan itu sudah tidak lagi seorang perkasa hebat

Dia hidup dalam ingatan orang-orang sebagai bayang-bayang berkelebat

Meski mengiba-iba memohon ampun pada angkasa dan pertiwi

Namun tetap saja dia hanya seonggok jazad yang mati

 

Ni Wayan Wijayanti

Bali, 6 Maret 2022

******************

 

 

 

Ni Wayan Wijayanti, lahir di kota seni Gianyar-Bali pada 30 April. Menulis karya sastra adalah hobinya sejak masih anak-anak. Beberapa karyanya telah dimuat di berbagai media. Saat ini aktif sebagai Online Sales and Marketing disalah satu penginapan yang berlokasi di wilayah Ubud-Bali.

Pembaca dapat menemukan saya di:

Facebook https://www.facebook.com/boiem.soulmater

Whatsapp 085737145984

 


Posting Komentar

0 Komentar