005

header ads

[NOMINASI] Puisi Ihya Nur Fawa'id

 


Lewat Kelahiranmu

Puisi-puisiku Belajar Berbicara

Ihya Nur Fawa'id


1.

Bu,

lewat puting susumu

bahasa mulai masuk ke dalam diriku.


Ia mengalir

dari bibir mungilku,

menuju tenggorokan,


hanya agar aku tak haus kata-kata.


Kau tak pernah mau aku menangis

terlalu lama,


Itu kau butuhkan, Nak. 

Katamu kepadaku

yang masih hanya tahu bahasa bisu.


2.

Bu, 

lewat tanganmu

kepalaku yang kertas kosong


mampu menyederhanakan sulitnya

kalimat sempurna.


Jari-jarimu

sabar mengurai rambutku yang 

berketombe abjad-abjad salah ketik

yang kuhapus sembarang

dan kusumpahi dengan jalang.


Kau tak pernah mau aku bingung

terlalu jauh.


Kau harus mengkhatamkan itu, Nak.

Katamu, kepadaku, yang hanya 

mau mengeja namaku sendiri.


3.

Bu,

Lewat kelahiranmu

yang baru kuhayati itu

puisi-puisiku belajar berbicara


A I U E O

G P P


Kau tak pernah memaksaku

untuk terlalu vokal.


Tubuhku, yang sudah berjilid-jilid

mulai meminjam kata-kata 

yang ada pada dirimu.


Kau tak pernah berhenti

memasak huruf-huruf,

untuk dapat kumakan, dan kucerna

menjadi puisi, yang (kelak) utuh.


Kau, tak pernah berhenti

memelukku, dalam buku 

yang kian hari, kian pudar

tinta di dalamnya.


Kalideres, Februari 2022


Ihya Nur Fawa'id. Pembaca asal Kalideres. Membaca puisi, prosa, dan sedikit esai. Sesekali menulis sesekali mengulas. Bisa disapa di @ihyafawaid_


Facebook: Ihya Nur Fawa'id

Nomor wa: 085724228059


Posting Komentar

0 Komentar