005

header ads

Puisi I.R. Zamzami

 KESEDIHAN DAPUR IBU 

Oleh: Ibrahim Rasyid Zamzami


/1/

Kering kerontang daging ibu, merungkuh bersama dapur yang dirawatnya

Air mata mendidih di atas kompor membara api; berbaur wangi dapur

Wajah ibu gosong terbakar kenangan lagi dan lagi.


Aku tumbuh tambun dari sayur yang dimasaknya-

hendak merantau pergi; bertolak dari lantai-lantai tak berusia

Kukemas biji kopi robusta yang tumbuh dari kulitnya.


Ibu merebus kesedihan, mengaduk air mata garam bercampur keringat bawang.

Sambal goreng pedas di mata, dikemas rapi dalam kotak penyimpanan

agar bekal sempurna walau terpisah jarak sejauh mentari dan purnama.


Gelas-gelas kaca bersulang jantan; menyaksikan kepergianku

menimba pengetahuan di tanjung negeri seberang.

Hampir saja tangis ibu matang, terbakar tungku api perpisahan


Bagai hilir-mudik sungai, ibu menghanyutkan langkahku seorang-

mengiringi lambaian jerit mentari yang bergelegak terang-benderang.

Kutanam rindu di dada ibu, agar aku bisa memetik dan 

memasaknya bersama-sama ketika pulang


/2/

Televisi tak menyiarkan berita hari ini, hanya kesedihan sedang berlangsung

di hati ibu yang timbul serupa asap-asap mengepul. Sesaknya menguap 

ke langit-langit; menjuntai bayangan seseorang dalam ingatannya yang tumpul


Pagi tadi ibu memasak daging yang baru saja direnggut dari kulkas

kemudian memotong-motongnya di atas talenan terepas renyuk.

Maka tersayatlah serat daging dan kerinduan semakin khusyuk. 


Melawan hari sendiri; tanpa bapak yang dahulu pergi; tanpaku yang 

belum diizinkan kembali. Ibu merengus bersama dapur tua nan usang.

Mengunyah kacang toples sembari menasbihkan doa-doa dari tangannya 

yang menguning petang. Tikus-tikus bersafari di kolong meja, juga laci-laci 

mulut menganga- bertegur sapa dengan cecak liar; mengultuskan nyamuk

yang mendenging di perabot-perabot reyot nan lapuk.


/3/

Kening ibu mengering; tak dijajah bibir yang mengecup hening.

Maka kembali ia meramu sunyi, pun menumbuk usia senja dapurnya. 

Di sana segalanya tumbuh sepanjang akar-akar masa kecil merambat kembang.

dan kenangan menyala lagi, lalu ibu memadamkannya sendiri lagi.

Bogor, 15 Februari 2022. 


 


Nama I.R. Zamzami, lahir di Jakarta, 24 Maret 2000. Berdomisili di Kabupaten Bogor. Beberapa karyanya banyak termaktub dalam antologi puisi bersama. Instagram: @ir. zamzami. Whatsapp: 081285935483. FB: Ibrahim Rasyid Zamzami


Posting Komentar

0 Komentar