005

header ads

Puisi Ach Zainuddin

 


Api Unggun Di Kundang Wetan


Angin malam berkecemuk di pantai Kundang wetan 

Air perlahan berjatuhan ke perut bumi.

Api unggun mulai menyala menghangatkan suasana gigil.

Malam masih gelap dengan mendung yang menghitam.


Para peserta camping bersenang-senang 

Dalam kesedihan

Api unggun berkobar terbakarnya butir butir garam.

Lantunan sholawat berdendang,menggetarkan pantai kundang wetan,

Air langit perlahan hilang sebab sebuah keajaiban.


Api terus melalap kayu, hatiku terbakar oleh api cemburu.

Menghanguskan kenangan masa kelam,

Tenggelem bersama larutnya malam.

Rasaku hambar karena tak kunjung tercetuskan pada 

Sang pujaan.


Bulan ditutupi mendung yang menghitam

Buat suasana di kundang wetan mencekam.

Labirin telah dituangkan pada secuil pena hamparan.


Oh Kundang wetan ku eja setiap hembusan nafasmu dalam lautan samudera, diabadikan oleh senja tak kunjung sempurna oleh bulan purnama. 


Berkobar semangat membara desiran angin menusuk tulang sumsumku habiskan semangat namun, tidak mudah terpikat oleh kata tak bermartabat, paras tubuhmu melekat dalam Fikiranku,

Buatku tersenyum dipintu harapan.


Oh Kundang wetan ada hasrat yang tak tersampaikan

Karena faktor ketidak pekaan.

Menghunus waktu di akhir pekan.

Menjadikan langit tak terpisahkan oleh mendung yang hitam.

Kundang Wetan, 13 Februari 2022


Ach Zainuddin pria kelahiran kota Sumenep ini mencintai aksara seperti kelopak sakura karyanya sudah di muat di beberapa antologi puisi, pernah juara 1 cipta puisi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh CV safanamedialoka. Sekarang aktif Di kelas menulis hari puisi Indonesia, juga aktif di organisasi LPM Retorika STKIP PGRI Sumenep, dan sanggar bintang sembilan. untuk akun sosmed nya bisa di ikuti.

Facebook : Ach Zainuddin

Instagram :zlewen_art


Posting Komentar

0 Komentar