005

header ads

HARLAH LESBUMI KE-59, LESBUMI JEMBER MEMPERINGATI DENGAN MENGGELAR PANGKALAN BUDAYA




Harlah Lesbumi ke-59 tahun ini diperingati dengan kreatif oleh pengurus Lesbumi PCNU Jember yakni dengan meluncurkan program pangkalan budaya, menurut ketua Lesbumi Jember, Siswanto, M.A. bahwa progam ini memiliki orientasi sebagai wadah untuk saling sapa, srawung dan merespon peristiwa-peristiwa kebudayaan di Jember. Selain itu, harlah kali ini dapat dikatakan monumental, setidaknya dari dimensi spiritual dan kemanusian. Pertama, harlah kali ini bertepatan dengan malam nisfu sya’ban, suatu titik spiritual yang agung khususnya bagi warga nahdhiyin. Kedua, dalam konteks kebangsaan dan kemanusian di Indonesia diguncang dengan adanya peristiwa bom bunuh diri di halaman Gereja Katedral Makasar.

Agenda Pangkalan Budaya ini banyak dihadiri komunitas seni budaya, pengamat, pemerhati dan pelaku seni budaya di Jember. Ada beberapa komunitas yang menjadi mitra dalam penyelenggaraan Pangkalan Budaya edisi perdana ini, yakni Boemi Puger, Komunitas Sarjana Kuburan (SarKub) dan An Nasr yang kesemuanya memiliki konsen terhadap perkembangan kebudayaan di Jember. Menurut Setyo Hadi bahwa komunitas SarKub ini unik, memiliki fokus pada penulusuran historis, estetika, nilai dan spiritual yang melekat pada kuburan/nisan yang tersebar di Jember, baik yang berbasis Islam maupun yang lainnya. Ini menarik, karena meilhat kebudayaan bukan hanya menjadi milik yang masih hidup tetapi juga sesuatu yang tak kasat mata dan tak bernyawa” ujarnya.

Gelaran Pangkalan Budaya di teras kantor PNCU Jember tersebut dibuka dengan penyampaian pandangan umum pembina Lesbumi, yakni Dr. Akhmad Taufiq, S.S., M.Pd. dalam pandangan umumnya beliau menyampaikan dua poin, pertama, secara subtantif, diharapkan program ini dapat menggerakkan semangat berkebudayaan di Jember dan menghindari syahwat politik praktis, karena seksisme dalam berkebudayaan sering beirisan dengan seksisme yang lain, khususnya politik praktis. Jadi, pesan saya harus hati-hati dalam menggerakkan kebudayaan, fokus pada peran partisipatif Lesbumi dalam mengawal kebudayaan di Jember. Kedua, sebagai Wakil Ketua PCNU Jember dan atas nama PCNU Jember mengutuk keras peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makasar. Menurutnya, hal ini tidak bisa kita toleransi, jangan dibiarkan, harus dilawan bersama-sama. Negara harus memastikan keamanan rakyatnya dan aparat harus mengusut tuntas kasus tersebut, sampai ke akar-akarnya. Beliau juga menghimbau, agar semua elemen bangsa jangan terkecoh dengan peristiwa tersebut, jangan terjebak untuk diadu domba sesama anak bangsa” pungkasnya.

Menurut Dwi pranoto, pemerhati budaya Jember, menyampaikan bahwa kebudayaan di Jember seharusnya dikelola dengan memandang kebudayaan sebagai kompleks hasil pemikiran, baik bersifat material maupun non-material, sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan secara interaktif. Artinya, sebagai misal, Pengelolaan kebudayaan yang berangkat dari bidang kesenian tidak dapat dipisahkan dari bidang pendidikan, ekonomi, dan politik yang diletakan dalam totalitas waktu pertumbuhan dan perkembangannya. Pengelolaan bidang kesenian bukan hanya tentang produk kesenian dan seniman, tapi sekaligus juga kondisi aktual dan kondisi historis yang melingkupinya. Problem pengelolaan kebudayaan di Jember adalah kebudayaan dipandang melalui wacana dominan ekonomi liberal sehingga kebudayaan hanya dilihat sebagai elemen-elemen kebudayaan yang terpisah/terisolasi dan kemanfaatannya diukur laksana institusi bisnis.” pungkasnya.

Harapan Gunawan Trip, salah satu narasumber, dengan masa wabah yg membaik ini menjadi tonggak Bupati baru membaca Jember seutuhnya bukan sebutuhnya apalagi semaunya. Agar Jember tumbuh makin beradab dan maju. Jember mempunyai literasi utuh tentang sejarahnya. Jember yang bersikap dan berpihak pada kelestarian sosial budaya dan lingkungan yang sehat, tidak eksploitatif hanya demi keramahan pada kaum kapitalis; demi kelangsungan kekuasaan kelompok (golongan). Bupati konsisten menjamin keragaman budaya dan beragama di Jember dan menindak tegas kaum intoleransi beragama yang tumbuh; menyusup merusuh di masyarakat.” ujarnya.




Posting Komentar

0 Komentar