005

header ads

RESENSI: Lead The Innovation Game


Judul : Lead The Innovation Game
Penulis : Pambudi Sunarsihanto
Penerbit : Kaifa
Cetakan : I, Oktober 2018
Tebal : xvi  + 180 halaman
ISBN : 978-602-487-001-0
Kisah Pekerja yang Memperoleh Inovasi di Era Milenial
Oleh : M Ivan Aulia Rokhman

Hasil gambar untuk Lead The Innovation Game

Pada zaman sekarang inovasi perusahaan semakin berkembang. Inovasi dan kreativitas merupakan hal yang perlu dimiliki dan dikembangkan dalam berwirausaha demi perkembangan dan kesuksesan sebuah usaha. Pada umumnya sebuah inovasi dalam berusaha adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperbaiki kinerja usaha. Inovasi bisa mengimplementasikan kreativitas terhadap sesuatu menjadi satu kombinasi baru yang dapat menghasilkan.

Tantangan bisnis sekarang ini adalah pada peningkatan efisiensi biaya, kualitas produk, dan layanan, inovasi produk dan proses, serta kecepatan produksi dan distribusinya. Buku ini akan membantu para pekerja menghadapi bisnis di zaman milenial. Menghadirkan inovator yang handal dan bisnis ditekuni pasti memperoleh keuntungan. Lewat kisah Andi dan Pak Joko akan menjadi inspirasi bagaimana jadi inovasi usaha yang diperoleh dengan baik.

Andi kuliah di Manajemen. Di tengah kesibukan kuliah Andi membuka usaha cafe yang berposisi sebagai pelayan cafe. Kemudian dipercaya oleh manajer cafe. Namun Andi meninggalkan bangku kuliah karena membangun passion dalam bisnisnya. Ia bekerja keras tanpa henti. Setelah sukses menjadi cafe. Andi menuntut meninggalkan semuanya karena ibu sedang jatuh sakit. Dalam penerbangan pulang ke Indonesia Andi sempat bertemu dengan Pak Joko, pengusaha ayam goreng yang mengalami kemerosotan. Setelah memahami sosok Andi. Pak Joko meminta Andi untuk menyelamatkan bisnisnya yang memiliki puluhan gerai dan karyawan di berbagai kota (hal 20).

Andi segera membentuk tim yang terdiri dari orang-orang yang pintar, melainkan kumpulan orang yang kompak dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Ada empat ciri-ciri menjadi tim terbaik ; saling belajar, menghargai kerja sama tim, harus berpartisipasi, dan mempelajari kemampuan anggota tim yang lain, agar jika ada yang tidak hadir, ada yang bisa mengerjakan pekerjaan itu (hal 34). Untuk memperoleh ide-ide inovatif dilakukan dengan menguji riset dan produk bisnis, belajar dari sukses bisnis lain, inspirasi dari masalah personal, belajar dari maslaah orang lain, dan amati trend yang sedang berkembang.

Semua inovasi pasti akan mendapatkan tantangan pada awalnya. Banyak orang yang akan mengkritik (baik secara positif maupun negatif). Seorang inovator harus mampu menghadapi semua tantangan itu dan menyelesaikannya. “Tidak pernah ada ide inovasi yang langsung dipuja-puji tanpa mendapatkan kritik. Catat itu!” kata Andi (hal 64).

Untuk mempengaruhi orang, kita juga harus mempelajari teknik-teknik yang berbeda: meminta tolong, menjual ide, menegoisasikan, barter, mendengarkan, memfasilitasi, menggambarkan masa depan, dan sebagainya. Andi mengingatkan, “Tim, ingat bahwa ini penting bagi perusahaan. Kelangsungan perusahaan masa depan ada di tangan kita. Dan, kita harus membantu Dewan Komisaris unuk mengambil keputusan yang tepat, dengan memberikan informasi yang lengkap.” Demi mempraktekkan ide inovatif diperlukan big smart small dimulai dari berpikir yang kecil. Bila memulai dengan modal besar maka bangkrut lalu dimulai dari awal. Andi mendirikan gerai kuliner di lima kota besar dengan modal kecil.  Tiga atau empat bulan berjalan. Dan, sekarang, Andi harus melaporkan perkembangan proyek-proyek tersebut. Andi memanggil semua timnya di daerah, dan mereka pun membahas progress setiap proyek mereka.

Pada awalnya, mereka semuanya masih minder karena pendapatan dari proyek-proyek mereka masih sangat minim, apalagi bila dibandingkan dengan skala keseluruhan perusahaan. Sayangnya semua eksperimen mereka belum memberikan hasil yang menggembirakan. Setiap pekerja inovatif pasti melewati frustasi. Banyak inovasi yang mengalami gagal duluan. Ratusan kali Thomas Alva Edison harus bereksperimen sebelum menemukan bola lampu. Steve Jobs tidak langsung berhasil menemukan iPhone. Begitu juga Kolonel Sanders saat meramu resep ayam goreng. Kegagalan dilihat dari Product, Promotion, Price, dan Place (hal 116). Setelah menganalisis, sekarang mereka menentukan langkah-langkah perbaikan yang dilakukan. Satu dari lima produk kuliner yang diliuncurkan meraih keuntungan yang besar sehingga harus menutupi kerugian produk sisanya. Satu produk lagi akan dirancang inovasi dari produk bisnis Pak Joko. Dengan sangat menyesal Andi menunjukkan satu timnya yang menjadi pemimpin sebagai mengundurkan diri dari usaha yang bekerja keras selama sembilan bulan. Dengan sajian kisah yang ditulis dalam buku ini tentu akan paham tentang strategi inovasi di era milenial.

BIODATA PENULIS
M Ivan Aulia Rokhman, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Dr Soetomo Surabaya. Lahir di Jember, 21 April 1996. Lelaki berkebutuhan khusus ini meraih anugerah “Resensi / Kritik Karya Terpuji” pada Pena Awards FLP Sedunia. Saat ini aktif di Devisi Kaderisasi FLP Surabaya, FSLDK Surabaya Raya, dan UKKI Unitomo Surabaya.

Nomor Telp/WA : 083854809292
Email : rokhmansyahdika@gmail.com
Facebook : M Ivan Aulia Rokhman
Instagram : @mivanauliarokhman
Alamat Domisli : Jalan Klampis Ngasem VI/06-B, Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, 60117
Nomor Rekening : BNI 0325517395( a.n Sdr M Ivan Aulia Rokhman)

#resensi

Posting Komentar

0 Komentar