005

header ads

PUISI: Workshop & Penerbitan Antologi (GRATIS!!!)



WORKSHOP RUPA-SASTRA (RuSa)

Rupa-Sastra adalah proses kreatif alih wahana yang menjadikan karya seni rupa (lukisan) menjadi pematik inspirasi untuk penciptaan karya sastra (puisi). Kegiatan ini akan berlangsung di Madiun selama dua minggu (sepanjang pameran) yang digelar di Kedai Sastra Mister Nyambik. Workshop Rupa-Sastra akan fokus pada proses kreatif penulisan puisi dengan merespon pameran lukisan. Seluruh karya peserta hasil workshop akan diterbitkan menjadi buku Antologi Puisi “RuSa” secara gratis (tanpa dipungut biaya sepeserpun).


Ketentuan & Fasilitas:

1. Ikut workshop minimal 1x hadir bersama @Fileski (kecuali penulis tamu)
2. Kelas online sebelum pertemuan, via grup WA ini https://goo.gl/PN51HI 
3. Free cetak 1 buku karya anda dari workshop ini.
4. Free jasa editing, layout, ISBN, dan design cover.
5. Konsultasi menulis gratis seumur hidup.
6. Kunjungan ke Kedai Sastra + Galeri pameran seni rupa
7. Tempat menginap gratis bagi yang domisili luar Madiun. 
8. Piagam penghargaan atas karya dan partisipasinya.
9. Kuota maksimal 30 peserta, segera daftar sekarang.

Registrasi:
ketik: RuSa/NAMA/USIA/DOMISILI 
whatsapp 08888710313. 


Waktu & tempat:

Workshop menulis puisi dibuka sepanjang pameran lukisan, selama 2 minggu. Jam pelaksanaanya akan diinformasikan via wa grup sesuai kesepakatan peserta terbanyak. Namun dikarenakan pemateri workshop (Fileski) harus menghadiri undangan pertemuan penyair Asia Tenggara di Singapura, maka workshop bersama Fileski hanya berlangsung antara tanggal 1 - 9 Maret 2017. Selanjutnya kemungkinan akan diisi pemateri workshop dari Majelis Sastra Madiun. Selain workshop menulis puisi juga akan banyak digelar berbagai workshop lainnya, seperti workshop melukis, membatik, dan lainnya di sepanjang berlangsungnya pameran. Tempat acara di “Kedai Sastra Mister Nyambik”. Alamat Jl. Pilang Amd, Pilangbango, Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur 63119.

Pematik Gairah Seni Rupa di Madiun

Seni rupa di Madiun akhir-akhir ini masih memiliki problem yang signifikan. Problem tersebut muncul sangat mendasar dan menyentuh wilayah daya akomodasi yang sangat minim serta lemahnya resepsi pembacaan konseptual seni rupa. Kondisi ini kemudian mengakibatkan seni rupa sulit berkembang meskipun jumlah seniman yang menekuni dunia seni rupa di Madiun bisa dikatakan tidak sedikit.

Upaya terbaik dalam menjembatani problematika yang terjadi adalah dengan mengadakan apresiasi sesering mungkin dengan konsep dan wacana yang bisa dipertanggungjawabkan. Salah satunya adalah pameran seni rupa bertajuk “Rupa Sastra, Membalik Titik Menziarahi Peristiwa” yang akan di helat di ruang sastra. Dengan disiplin ilmu lain yakni sastra diharapkan akan membuka titik temu serta dialektika yang harmonis dan berkesinambungan dalam wilayah kekaryaan. Ini berimbas sangat baik bagi iklim berkesenian di Madiun. Bahu membahu menyuguhkan wacana yang bermanfaat bagi wilayah yang lain diantaranya edukasi dan arsip, tujuan perhelatan ini salah satunya sebagai oase yang mengobati dahaga panjang bagi iklim berkesenian khususnya seni rupa di wilayah Madiun supaya lahir suasana tumbuh kembang yang dinamis dan subur.

#Rusa, Rupa-Sastra

Rusa dalam perhelatan pemeran ini merupakan kata singkatan dari rupa dan sastra. Bentuk sinergi yang dibangun untuk menjembatani proses kekaryaan antara wilayah seni rupa dan satra. Sebelum menilik lebih lanjut tentang apa itu rupa sastra yang dimaksud ada baiknya kita mengulik sedikit tentang simbol yang dipakai pada perhelatan seni rupa ini.

Pertama, menggunakan simbol binatang rusa yang memiliki filosofi yang baik yaitu kelincahan, kebijaksanaan, keberanian, memiliki ketajaman intuisi untuk mendeteksi kemungkinan-kemungkinan termasuk ancaman. Rusa juga memiliki keunikan pada tubuhnya yaitu radar ditelinganya yang mampu menjangkau frekuensi yang tidak mampu didengar oleh telinga manusia. Mereka gunakan radar pendengaran itu sebagai alat komunikasi dengan kawanan lainnya.

Berdasakan pemahaman filosofi yang terdapat pada makhluk ciptaan tuhan bernama rusa, tidak salah kiranya kelebihan makhluk itu diserap sebagai motivasi yang baik. Kelincahan dalam membuat aksi positif yang produktif dalam ruang lingkup kegiatan kesenian khususnya seni rupa, kebijaksanaan dalam membuat konsep-konsep acara kesenian dan berani mempertanggungjawabkannya kepada publik, keberanian menjalankan program-program kesenian baik seni rupa dan juga sastra, memiliki ketajaman intuisi untuk mendeteksi kemungkinan-kemungkinan termasuk ancaman adalah nilai tawar dan sikap mawas diri manakala menghadapi persoalan baru yang menantang di kemudian hari. Rusa juga memiliki keunikan pada tubuhnya yaitu radar ditelinganya yang mampu menjangkau frekuensi yang tidak mampu didengar oleh telinga manusia namun mampu menjangkau komunikasi dengan kawanannya dengan baik meskipun berada ditempat yang berjauhan, dalam wilayah kesenian ini berarti seni yang tidak hanya menyuarakan citra-citra keindahan yang tertuang dalam medan karya namun juga kebermanfaatan setiap karya milik perupa tersebut berimbas kritis bagi kehidupan. Interaksi yang terjadi antara seniman dan sastrawan dapat memupuk iklim kreatif yang seiring sejalan. Jika iklim berkesenian seperti ini dilakukan baik secara kesadaran individu maupun kolektif bukan tidak mungkin dinamika kreatifitas akan cepat terwujud dengan hasil karya yang bermacam-macam.

Rupa-sastra sendiri pada akhirnya nanti akan dipertemukan dalam satu ruang buku yang bisa dijadikan barometer geliat wacana berkesenian di Madiun. Kegiatan ini akan dirilis secara berkesinambungan, mudah-mudahan konsep ini akan semakin mengobarkan semangat bagi seniman dan sastrawan lainnya untuk terus berkarya demi kemerdekaan kreatifitas dan kritis terhadap situasi dan kondisi lingkungan sehingga akan tercipta iklim kebudayaan yang berkarakter, mulai berkembang dan berbuah manis yang menyenangkan. Salam budaya, Rahayu!!!

"Membalik Titik Menziarahi Peristiwa”

Sebagai sub tema pada perhelatan ini "Membalik Titik Menziarahi Peristiwa” di maksudkan untuk membingkai wacana yang disuguhkan di ruang apresiasi. Menegaskan gagasan sekaligus menjelaskan isi tema secara lebih gamblang, membalik ititk ini merujuk  kontekstual pada iklim kehidupan sosial yang tengah carut marut seperti yang tengah kita alami akhir-akhir ini. Tentang bagaimana kita bersikap ditengah arus yang sedang tidak menentu, apakah mengikuti atau justru tidak mau tahu sehingga terkelaskan sebagai warga negara kwalitas empat (KW-4) ? akibat tutup mata dan tutup telinga.

Pada konsep tema membalik titik memiliki tujuan untuk mengajak kepada publik yang merespon peristiwa kesenian ini untuk menziarahi hati nurani masing-masing, seperti inikah kondisi lingkunganku, seperti inilah kondisi bangsaku, seperti ini kah kondisi dunia. Bersikap kritis dan menggunakan pemikiran untuk membongkar tumpukan sampah peristiwa yang busuk dan mendaurulangnya untuk kembali mencapai keseimbangan yang pantas dengan bekal kejujuran nurani yang selalu bersih.

Lantas bagaimana mengakomodasinya? pertanyaan ini acap kali muncul dipikiran orang-orang yang belum terbiasa memfasilitasi pemikirannya melalui medium ekspresi. Nah!. inilah yang dimaksud dengan "membalik titik menziarahi peristiwa" adalah ajakan permaknaan secara dalam dan luas tentang sebuah peristiwa yang bukan tidak mungkin mengandung suatu ajaran atau hikmah yang harus dicatat untuk kembali dibaca suatu saat nanti dimasa depan guna mengantisipasi segala kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi. Pada akhirnya perhelatan "Rusa, Rupa-Sastra,  membalik titik menziarahi peristiwa" adalah upaya menggeliatkan kesenian sekaligus ajakan untuk audiens berani kembali kepada kejujuran yang putih menilai, memilah dan menanggapi peristiwa untuk direnungkan  kembali lalu diekspresikan dengan bentuk lain guna hikmah yang tersembunyi didalamnya bisa dibaca ulang dan bermanfaat bagi hari depan.

Salam Budaya, Rahayu!!!


Dwi Kartika Rahayu, S.Sn.
The President of Indonesian Art, Culture & Education
Leader of Kartika Foundation
Artist

W. Tanjung Files, S.Sn (Fileski)
The Founder of Negeri Kertas
Writer, Poet Musician

#EVENT #WORKSHOP #PUISI #SASTRA #RUPA

Posting Komentar

0 Komentar