005

header ads

PEMENANG KARYA MINGGUAN - PUISI HARIRI THOHIR


Kejadian Sore Ini


Tiba waktunya aku bicara
Sudah lama kita ditudung bahagia
Cukup banyak yang kita lalui bersama
Dengan cinta, kasih sayang, air mata dan rindu yang tak kunjung sudah

Sayang, ingatkah kau waktu kita terbaring di pelataran semesta
Kutatap kau dan kita bercumbu mesra
Kita tidak ingat apa-apa, kita hanya ingat kita
Menjadi kita, menjadi diri sendiri yang penuh cinta

Maafkan kepergianku yang tak pernah kau perkirakan
Bukankah mentari sesungguhnya tak pernah terbenam?
Cahayanya masih terpancar pada rembulan yang memelukmu setiap malam

Begitupun aku, senantiasa hidup dengan cintamu
Begitupun kamu, masih dikepung cintaku
Dan akan selalu kukepung dengan cintaku

Kita harus kembali pada nasib yang sedia kala
Pada bait awal, sebelum kita pernah berjumpa
Hanya saja ditambah sebaris takdir
Tentang seorang laki-laki, pergi menggenggam rindunya
Mengepal cinta sambil menahan rasa sakit
Kerena ternyata mencintaimu bukanlah kejadian biasa

Cintailah kehidupanmu seperti kau mencintai dirimu
Cintailah dirimu seperti kau mencintaiku
Aku pamit,
Pergi, dengan menggenggam rinduku


Hariri Thohir
Lahir 22 November 1994 di Jeddah
Suka menulis, pecinta puisi. Tertarik pada berbagai pergerakan yang menjunjung kemanusiaan serta membangun kreativitas pemuda Indonesia yang mandiri.