005

header ads

HARI KEMERDEKAAN: Nasionalisme Dalam Puisi Yang Terlupakan

Nasionalisme Dalam Puisi Yang Terlupakan

Musikalisasi puisi berjudul “Aku” milik Chairil Anwar gubahan Fileski, diapresiasi baik oleh para pecinta puisi di Singapura dan Malaysia. Komentar positif datang dari penyair Singapura, Herman Mutiara, begitu ia mendengar hasil karya Fileski. “Hebat, luar biasa. Karya yang hebat harus ditebarkan seluas dan sejauh mungkin,” ujar Herman Mutiara.
Cg Karmin, penyair yang juga berasal dari Singapura, turut memberikan komentar. “This is excellent work. Gubahanmu bertenaga sekali!” ungkapnya.
Sementara itu, penyair Malaysia, Ilya Kablam, berkomentar bahwa karya Fileski ini membuat para pecinta puisi di Malaysia, mengenang kembali sosok Chairil Anwar. “Bagus sekali lagu puisi gubahanmu ini, para pecinta puisi di Malaysia sangat mengenal Chairil Anwar  sampai hari ini,” ucapnya.
Komposisi “Aku”, diramu Fileski untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70. Musik puisi bergenre Rock Alternatif itu, diunggah Fileski ke Youtube, tepat di tanggal 17 Agustus 2015. Terdengar sampai negara tetangga, membuat puisi Chairil Anwar tersebut diketahui masih sangat dikagumi, yakni di Malaysia dan Singapura.
Lewat jejaring sosial miliknya, Fileski mampu mengenalkan kembali sosok Chairil Anwar kepada kalangan muda Indonesia, yang masih awam terhadap penyair kebanggaan Indonesia tersebut. Banyak followernya yang menanyakan siapa itu Chairil Anwar. Dengan karya puisi Chairil Anwar yang dilagukan tersebut, Fileski mengungkapkan keinginannya untuk membangkitkan semangat nasionalisme generasi muda di Indonesia.
“Ada banyak cara untuk memperingati HUT RI yang ke 70, salah satunya dengan puisi. Sebuah puisi yang berjudul "Aku" ditulis oleh Chairil Anwar pada tahun 1943. Puisi ini sangat menggelegar, kekuatan syairnya mampu membakar semangat para pejuang kala itu, bahkan sampai hari ini puisi ini tetap jadi mood booster-ku kala down. Akhirnya, untukmu Indonesia negeriku tercinta, di usiamu yang ke 70 aku persembahkan musik puisi ini, semoga engkau terus berkibar dan tak pernah padam,” tutur Fileski.
Fileski berharap, khalayak di Indonesia tidak pernah melupakan sejarah, karena menurutnya suatu bangsa akan mudah dihancurkan, jika generasi mudanya tak mengenal sejarah bangsanya. Ia berpendapat, Chairil Anwar adalah salah satu tonggak sejarah pejuang bangsa dari dunia sastra.
“Kontribusinya sebagai penyair dan sastrawan punya andil besar dalam perjalanan sejarah bangsa ini. Hingga hari ini namanya dan karyanya masih dikenal oleh negara rumpun melayu. Sementara generasi muda negara kita telah lupa akan itu,” kata Fileski.
Fileski yang bernama asli Walidha Tanjung Files, adalah musisi sekaligus penyair yang lahir di Madiun, Jawa Timur, 21 Februari 1988. Namanya dikenal melalui karya-karya yang dipublikasikan ke berbagai media massa. Ia juga dikenal dengan resital biolanya yang dipadukan dengan pembacaan puisi di sejumlah negara. Fileski pernah mendapat penghargaan Anugerah Hescom kategori musikalisasi puisi dari e-Sastra Malaysia. Rep: Ayu K. Sandy