Bahasa
Gaul, Plus atau Minus
Oleh
Excel
Rizky Dhelyano
Siswa
SMP Islam Al Ishlah Bukittinggi
Bahasa gaul merupakan salah satu
cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai
muncul pada akhir tahun 1980an. Bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana
komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu.
Tujuannya untuk menyampaikan
satu hal namun tidak ingin orang lain ketahui.
Bahasa gaul berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain
itu, dengan menggunakan bahasa gaul, mereka ingin menyatakan diri sebagai
anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
maraknya penggunaan bahasa gaul diantaranya adalah kebutuhan
untuk mengikuti trend,
interaksi dengan lingkungan sosial, dan pengaruh media sosial.
Dampak positif dengan digunakannya
bahasa gaul adalah remaja menjadi lebih
kreatif. Terlepas dari menganggu atau tidaknya
bahasa gaul ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap perubahan atau inovasi
bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi yang tepat, media yang tepat
dan komunikan yang tepat juga.
Dampak
negatif bahasa gaul adalah mempersulit penggunaan bahasa indonesia dengan baik
dan benar.Padahal di sekolah dan di tempat kerja , kita diharuskan untuk selalu
menggunakan bahasa yang baik dan benar.Bahasa gaul dapat mengganggu siapapun
yang membaca dan mendengar kata kata yang termaksud di dalamnya
Ciri
cri bahasa gaul adalah singkat lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan
cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui
proses mortofologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek.
Bahasa
gaul berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain
itu, dengan menggunakan bahasa gaul, mereka ingin menyatakan diri sebagai
anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok yang lain.
Bahasa
gaul merupakan ragam nonstandar
bahasa Indonesia yang lazim digunakan
dengan bentuk singkat dan unik, bersifat sementara, serta bukan bahasa baku
ataupun formal. Salah satu ragam bahasa gaul yang sering digunakan dalam
berkomunikasi, yaitu akronim
Penggunaan bahasa
gaul dapat meningkatkan kreativitas. Bahasa gaul yang bersifat nonformal
membuat masyarakat bebas dalam membuat, mengubah, atau mengkreasikan bahasa itu
sendiri. Berbeda dengan penggunaan bahasa Indonesia yang formal, yakni kita
tidak bisa seenaknya mengubah atau membuat kosakata baru. Dengan adanya
kebebasan mengkreasikan bahasa gaul, jiwa kreatif masyarakat menjadi semakin
terasah dalam menciptakan berbagai kosakata yang bahkan mungkin tidak pernah
didengar orang sebelumnya. Hal ini dapat dilihat, seiring perkembangan
teknologi, semakin banyak kosakata gaul yang terbentuk dari hasil pemikiran
masyarakat dan semakin memperkaya kosakata yang dimiliki bangsa Indonesia.
Tidak seperti bahasa
Indonesia baku yang memiliki Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk menafsirkan
setiap kosakatanya, bahasa gaul tidak memiliki pedoman resmi dalam
penerjemahannya. Sehingga, setiap kata dalam bahasa
gaul bisa dimaknai berbeda tergantung dari pemikiran setiap orang. Hal ini
dapat menimbulkan kesalahpahaman diantara beberapa orang yang memiliki
penafsiran berbeda atas suatu kata, apalagi bila orang tersebut cenderung tidak
mengikuti perkembangan bahasa gaul di masyarakat (berpotensi salah penafsiran)
Contohnya saja untuk kasus kata anjay.
Kata anjay menurut Komnas Perlindungan Anak dianggap sebagai
pelesetan nama hewan, anjing, yang apabila digunakan dapat
merendahkan martabat seseorang. Padahal dalam pelaksanaannya, penggunaan
kata anjay dalam masyarakat lebih ditujukan untuk menyatakan
rasa kagum, salut atas suatu peristiwa
Demikian
beberapa dampak yang ditimbulkan dari penggunaan bahasa gaul dalam percakapan
sehari-hari. Penggunaan bahasa gaul bisa bermanfaat bagi kita bila digunakan
seperlunya, akan tetapi bila digunakan secara berlebihan, bahasa gaul juga
berpotensi menimbulkan kesalahpahaman bahkan bisa menghilangkan keberadaan
bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kita harus bijak dalam menggunakan bahasa
gaul. Bahasa gaul boleh saja digunakan, asal pada situasi dan kondisi serta
lawan bicara yang tepat. Selain itu, ada baiknya kita tetap menjunjung tinggi
bahasa persatuan, bahasa Indonesia, agar tetap lestari dan tidak tenggelam
ditelan masa.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313