005

header ads

Gimien Art: Di Rumah Sakit


 


:Gimien Artekjursi



NING


ning

di tengah hutan yang terbakar

adakah gunanya kugambar bunga-bunga dan mata air?

panas api itu telah menghangus-luluhkan semuanya

dan air mata hanya menambah pedihnya hati


dalam kesendirianku 

pernah kubayangkan sekali waktu

kau yang dewasa cekatan mengiringiku 

yang tertatih-tatih dengan tongkat

menyusuri jalan-jalan pagi dengan cerita-cerita ceria

tapi yang terjadi adalah yang telah berlalu

adalah si kecil dengan rambut dikepang

berlari dengan tawa lepas 

menghindari kejaranku yang pura-pura tak kuat bergerak

dan pulangnya kau naik di punggungku sambil bernyanyi 

naik-naik ke puncak gunung, bintang kecil 

dan semua lagu yang kau hafal


(nyanyian si kecil lucu itu kini terngiang-ngiang 

dengan tawanya mengisi seluruh kesunyian)


lalu kemarin itu, melihatmu saat itu

begitu takut kubayangkan dirimu esok hari 

bahkan untuk berdoa pun aku tak sanggup menengadahkan tangan

tak tahu apa yang harus kumohonkan untukmu

kematian yang begitu menyedihkan 

atau kesembuhan yang rasanya tak mungkin

(keajaiban pun sepertinya mustahil)

tak tahu apa yang mesti kuajukan pada tuhan untukmu


dan ketika akhirnya aku bisa menengadahkan tangan

jangankan bibir, hatiku pun tak bisa berkata apa-apa

hanya tetes air mata menggenang di kedua sudut mata

apa yang harus kumohonkan untukmu?

tak juga kunjung kutemukan


meski aku sudah datang di hadapan tuhan

tapi aku hanya hamba sahaya pandir yang tak mengerti apa-apa

mungkinkah meminta suatu keajaiban 

yang hanya bisa diberikan pada seorang yang istimewa?


lagi pula doaku untukmu

bagai pelampung yang kulempar di tengah banjir bandang

:kau timbul tenggelam di tengah arus 

 pelampungku hanya terkatung-katung di tepian

 (sia-sia dan tanpa guna)


ning

hanya kepastian-nya yang kutunggu akhirnya 

dengan kepasrahan

itu yang selalu kurasa di hari-hari terakhirmu

(karena pada akhirnya 

tuhan penentu segalanya

pemilik usia yang sesungguhnya)


Kumendung, Juni 2023







DI RUMAH SAKIT


di seluruh pintu rumah sakit

berpasang-pasang doa keluarga

menghadang malaikat maut

agar tak masuk

tapi malaikat maut kadang tak peduli

meski doa sudah sampai ke tuhan

dari sudut ranjang 

sesosok nyawa dibawanya paksa

ratap tangis hanya bisa mengiringi

tanpa daya


RSD dr. Soebandi, Jember, 9 Juni 2023






DI RUANG BEDAH SEBUAH RUMAH SAKIT


di ruang bedah

dengan peralatan canggihnya

para dokter sedang berusaha menolak takdir

mencari nyawa cadangan yang tersangkut di lauhul mahfudz

menggantikan nyawa lama yang kini sudah kadaluarsa

tapi pisau-pisau bedah, obat antiseptik, aneka jarum dan lainnya

tak mampu memotong tangan-tangan maut

mencabut nyawa dari raga

doa sang alim 

tak cukup kuat menahan tarikan takdir yang telah menggaris 

mungkinkah ratapan dan tangis kehilangan 

bisa memanggil kembali sukma yang sudah berpulang 

ke asalnya?


RSD dr. Soebandi, Jember, 9 Juni 2023






DOA KALA DI RUMAH SAKIT 


hanya sang pembuat 

yang bisa mengubah

takdir yang sudah ditetapkan

bukan doa

apalagi air mata


(kau yang maha segala

kami hanya hamba

semua tergantung pada kuasa-mu)


RSD Soebandi, Jember, 9 Juni 2023.






DOA KESEKIAN DI RUMAH SAKIT


tuhanku

di hadapan takdir-mu

doaku jadi kaku dan beku

tak satupun ada yang laku


karena kau maha tahu

maka bukalah setitik rahasia-mu

agar aku juga tahu

apa yang kau mau 


RSD dr. Soebandi, Jember, 9 Juni 2023






RUMAH-SAKIT


selain kematian

tak ada yang pasti di sini

obat dan keselamatan

hanya diagnosa

apalagi pemulihan

acapkali hanya mimpi

tapi di tangan para dokter itu

orang-orang percaya

tuhan mengirimkan seluruh harapan 

juga keajaiban 

untuk kelanjutan hari esok

meski kadang-kadang 

harapan dan keajaiban itu

dicabut-nya kembali


RSD dr. Soebandi, Jember, 10 Juni 2023







MAUT DI RUMAH SAKIT


1

aroma maut

melayang siang malam

di rumah sakit


2

di rumah sakit

siang malam tercium

aroma maut


RSD dr. Soebandi, Jember, 10 Juni 2023




MAUT MENGINTAI


janganlah tidur

maut terus mengintai

di tengah sakit


Ledok Ombo, 10 Juni 2023





KEMATIAN WAKTU


di pintu kubur

waktu berhenti 

menghitung dirinya sendiri

lalu mati

dikubur sepi


Kumendung, 27 Juni 2023






GIMIEN ARTEKJURSI, lahir 03 Agustus 1963, di Banyuwangi. Menulis puisi di media cetak dan online di Indonesia dan beberapa antologi bersama.

WA: 085333554684

FB: Gimien Artekjursi

FB: #gartpoeisi

      #gartpoeisi23


Posting Komentar

0 Komentar