Sajak Tanggung
Penulis: ……………………
Kalau malam menjadi tanggung,
mata ini masih mengoyak aksara
dan kepala berada di punggung
buru-buru sengsara
karena aku menemukan kata-kata
yang menjadikannya puisi
disusun sedemikian rima,
bagaimana bunyinya yang penting puisi!
Ah!
Aku harus menulis sesuatu, kataku
tapi mereka hilang dariku,
berguling ke dalam tungku
berisi potongan-potongan kosakata yang hidup
dan terbakar bersama nyala isi kepalaku
menyisakan asap yang ribut di kertasku yang tandus.
Ah!
Aku berada di gurun
dengan suku kata yang telah menjadi abu.
Aku berharap ada yang bisa kutuliskan,
bumi, bulan, laut, semesta, matahari, cinta, senja, langit, kasih, ibu
kata-kata sederhana yang bisa menyuar
yang teduh seperti malam purnama
mengusap luka yang bergelumbang
cukup untuk mengistirahatkan hati yang lelah
Ah!
Puisiku yang kaku,
meski kata-kata ini hanya mampir sebentar
dan mendidih di kertasku,
meski terjemahannya jadi terlantar
dan menggelimang di sudut halamanku,
terimalah kupu-kupu dalam kepalaku.
mengantarmu bersama angin
aku mencintai kita dari semua yang terlupakan,
remot TV yang mengangguk di sofa
akord ukulele “what a wonderful world” louis amstrong
dan orang-orang bosan di depan kita berlalu-lalang
yang kita sempat tumpangi teduhnya
lalu buang-buang waktu tanpa pengasihan
aku mencintai kita dari semua yang serabutan,
daun-daun luput dari ujung suka kita
lantas akar-akar lewat memangku duka kita
sudut-sudut hati kita yang ditumbuhi mekar
dada kita yang luas tempat bunga-bunga bersandar
rumah jaga bagi hutan kita hingga rujuk berpelukan
aku mencintai kita dari semua kemungkinan,
yang menyambut setelah berpencaran
yang meringkuk setelah badai marah
yang menghuni setelah waktu ingkar janji
yang menjaga setelah cahaya terlelap
di belantaranya kita melintas tanpa mendua
di sini cintaku di dekat cintaku,
takdir Tuhan mengajakmu tiada
aku mengambinghitamkan gerimis yang gelinding di kaca jendela,
sepintas pantulan kita pernah mesra timbul di senggangnya Timur
dan hujan selaku jalur bagiku mengunjungi kita di masa lalu
kesedihan yang bermukim di dadaku bertunas rumput-rumput liar,
sebab tenggelam tanganmu yang pernah merawatnya dengan nirmala
didekap liatnya pusaramu aku berkasih,
jika pernah cahaya meninggalkanmu
aku akan datang berbekal langit penuh bintang
Bionarasi
Amelia Insaniyah, sering disapa “Amelia”. Mahajiwa semester 6 Sastra Inggris. Tukang fantasi, penyuka film dan pengamat musik. Kebanyakan ia dan hidupnya kontradiktif. Ia mengakui dirinya bukan penulis karena ia lebih sering memikirkannya daripada menuangkan otaknya ke dalam tulisan. Ia memiliki kemampuan untuk menyukai apa saja dan melakukannya tapi lambat dalam menuntaskannya; pikirannya senang berkunjung ke mana saja. Si yang senang berpikir dan menulis ini juga suka nyanyi dan menulis lagu.
Penulis dapat disapa melalui:
Email vadadream@gmail.com
Instagram @boombangsmooth
Data Diri Pribadi
Nama: Amelia Insaniyah
Nomor Rekening: BCA 6800843446 (BCA A/N Amelia Insaniyah)
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024