Hangat
KARYA : Mata Teduh
Aku pernah bersumpah takkan lagi membuka ruang hati yang pernah begitu indah mekar namun hancur lebur bak diterjang tsunami
Ternyata aku salah !
Sumpah yang aku bangunpun runtuh
Di kala aku larut dengan kesunyian dan dingin malam yang selalu menemani
Kamu hadir dengan kehangatan
Saat kegelapan mulai melahap hangat tanganmu bergegas meraih ku
Tatapan teduh penuh kehangatan kembali mengisi tatapan ku yang kosong tanpa kehidupan
Bahkan hatiku yang mati pun kembali berdetak
Karna dekapan hangat yang kau hadiahkan
Aaah .... Aku lupa kapan terakhir kali merasakan kehangatan ini
Tetaplah genggam tangan ini
Selalu dekap tubuh ini
Dan teruslah menjadi mentari dalam hidup ini
20.08
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024