005

header ads

Puisi : Dian Akinda | Perantauan

 Puisi : Dian Akinda | 

Perantauan

Saya tak habis berkali pikir

Bagaimana nanti ditanah seberang

Sendirian

Hanya sepi tak ada canda apalagi gurauan

Semua berlangsung khidmat

Sekedar tanya bukan apa apa

Tapi bahaya sedang di ujung gada

Sekali salah badan rata


Ampunilah diriku

Saya disini sekedar tamu

Yang meracik hidup dengan banyak temu

Sebelum akhirnya pasrah 

Pamit pulang walau hidangan 

Belum tuntas dihabiskan


Saya disini sekedar tamu

Menanti kapan kata kata dalam bicara 

Kelu, tuntas di perapian waktu


Entahlah, 

Semoga kau dan aku 

Bertemu, dalam garis janji

Tali pusar yang ku ucapkan dahulu


Jember 2022


Rindu

Perpisahan adalah kebun rindu 

Yang buahnya gairah temu

Marilah kita pupuk dengan rasa

Biar tumbuh di depan mata


Jarak adalah api kenangan

Yang sumbunya pertemuan 


Kau tak henti-hentinya menabrakkan

Gemuruh diantara lalu lalang bis yang menapak aspal hitam 

melukis peta-peta perjalanan


Bagiku, katamu

Kau sesederhana bunyi alarm

Mengingatkan algoritma waktu

Perjumpaan kemaren tetaplah pakaian hari ini, esok bagi frame wajahmu


Jember, 2022


Pesan Ibu

Capucino di gelas putih terang

Terselip wajah ibu melukis rambu-rambu

Jalan bagi anaknya di perantauan


"Nak! Hati-hati di jalan, tak ada yang aman Pembatas desa pun terkadang setan, langitkan segenap tujuanmu rebahkan nafsumu, tak ada yang tau di lumpur mana kau akan jatuh" ucapnya

Jember, 2022


*Dian Akinda, lahir di Pulau Giliraja Sumenep. Kuliah di UIN Khas Jember, Jurusan Sejarah Dan Peradaban Islam. Alumni Nurul Huda II, dan PP. Annuqayah Lubangsa Selatan. Anak Asuh Sanggar Basmalah.


Posting Komentar

0 Komentar