005

header ads

Pengaruh Aplikasi TikTok Pada Generasi Z

TikTok merupakan media social yang berfungsi sebagai platform untuk mengunggah video pendek dengan durasi 15 sampai 60 detik dengan dilengkapi berbagai fitur editing video. Dilansir oleh cnbcindonesia.com(2020) hingga saat ini jumlah pengguna TikTok di seluruh dunia telah mencapai 689,17 juta pengguna aktif dan angka ini terus berkembang. Di Indonesia, aplikasi TikTok termasuk dalam aplikasi populer, khususnya di kalangan Generasi Z atau biasa disingkat Gen Z. Selain penggunaannya yang mudah, aplikasi ini banyak diminati para Gen Z karena dapat dijadikan media untuk berkreasi dalam mengedit video.

Dalam teori generasi yang dikemukakan Graeme Codrington dan Sue Grant-Marshall, 5 generasi manusia berdasarkan tahun kelahirannya, yaitu : Generasi Baby Boomer lahir tahun1946-1964; Generasi X lahir tahun 1965-1979; Generasi Y lahir tahun 1980-1995, atau sering disebut generasi milenial; dan Generasi Z lahir tahun 1996-2009. Generasi Z merupakan generasi yang dikenal sebagai generasi yang melek informasi dan terkoneksi (connected) melalui jejaring media sosial digital, yang terhubung melalui internet. Lahir dan dibesarkan dengan kecanggihan teknologi membuat generasi ini dengan mudah memahami penggunaannya sejak kecil. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2020) dari 270,20 Juta Jiwa penduduk Indonesia 27,94% merupakan generasi Z.

Tiktok memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan generasi ini karena platform ini mampu menghadirkan interaksi interaktif antar dua orang yang terpisah jarak sangat jauh sekalipun. Sehingga, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini TikTok telah menjadi cara baru masyarakat dalam berkomunikasi. Kehadiran TikTok telah membawa dampak yang sangat signifikan dalam berkomunikasi lintas generasi. Tidak sedikit dari Gen Z mendapatkan pasangan dari TikTok, banyyak sekali Gen Z yang mengenal dan akhirnya melakukan hubungan secara virtual. Hal ini tak dapat dipungkiri karena banyaknyya konten-konten bucin yang berkeliaran di FYP (For Your Page).

Dalam laporan yang disajikan TikTok disebutkan bahwa 47% pengguna TikTok mengatakan bahwa mereka tergiur untuk membeli sesuatu setelah menonton konten di TikTok. Sementara 67% pengguna mengatakan bahwa video TikTok mengispirasi mereka untuk melakukan pembelian barang yang sebelumnya tidak pernah mereka rencanakan (Kompas, 2020). Data ini membuktikan bahwa TikTok memiliki pengaruh yang signifikan kepada keputusan pembelian khalayak terhadap sebuah produk.

Dengan begitu, algoritma yang dimiliki TikTok juga berperan penting dalam suksesnya promosi yang dilakukan oleh para pengiklan. Semakin sering pengguna TikTok menonton video yang disukainya, maka akan semakin detail dan personal pula video yang direkomendasikan untuknya. Semakin personal video yang direkomendasikan, semakin sesuai dengan selera penngguna. Ketika video yang direkomendasikan sangat sesuai dengan apa yang sedang pengguna lihat dan nikmati, maka pengguna akan dengan mudah terpengaruh oleh video tersebut. Jika video tersebut merupakan promosi, kemungkinan pengguna membeli prosuk yang dipromosikan tersebut akan semakin besar.

Keadaaan ini tentunya sangat menguntungkan bagi para pengiklan, akan tetapi dapat merugikan bagi pengguna TikTok. Merugikan karena akan melakukan pembelian berlebihan dan tidak terencana. Dan karena hal ini akan menimbulkan sifat hedonisme. Keadaan ini tentunya harus diwaspadai oleh para pengguna TikTok 

Gen Z harus mampu membatasi dirinya agar tidak terlalu mudah terpengaruh konten yang menjadi algoritma. Gen Z harus tahu cara mengendalikan konten rekomendasi TikTok agar tidak berpengaruh negatif bagi mereka. Selain itu untuk para Gen Z harus mengetahui dan mengenal terlebih dahulu platform yang hendak digunakan dan bagimana kebijakan yang berlaku di dalam platform tersebut agar dapat meminimalisir dampak negative yang ditimbulkan.


Posting Komentar

0 Komentar