005

header ads

EMBUN GURUN SAHARA | Devira Sari

EMBUN GURUN SAHARA

| Devira Sari


Aku terpana oleh rupanya

Hamparan gersang yang merana

Telah berabad membara jiwanya

Jeritannya lahirkan fatamorgana

Hingga dahaga meradang di batang tenggorokkan

Parau...

Sengatan tajam yang dapat membinasakan seketika


Malam-malam pun dingin menggeretakkan belulang

Angin mencetak lekuk-lekuk keriput di wajahnya

Tak ada binar di matanya 

Lelah yang amat sangat menggerayangi tubuhnya

Namun ia telah bersumpah untuk tak kan terlelap 

Lebih baik terjaga abadi daripada merasakan tamparan realitas saat bangun nanti


“Mengapa kau berhenti bermimpi, Sahara?” tanyaku padanya dari kejauhan


“Rinai begitu sombong.

Bagaimana mungkin aku akan berjodoh dengan pelangi,” jawabnya.


Kau terlalu pesimis.

Siapa yang berani menyanggah ketika Dia bertitah, “Kun!”


Devira Sari

Penulis yang berdarah Minang ini berprofesi sebagai Psikolog Klinis. Selain sebagai bagian dari profesinya, menulis adalah hobi sekaligus terapi diri. Mulai belajar menulis karya sastra sejak bergabung di Komunitas Laboratorium Sastra di Kota Medan. Puisi-puisinya telah terbit di beberapa media cetak seperti Rebana Analisa Minggu, Analisa Rabu, dan Harian Waspada. Beberapa antologi sastra bersama yang memuat karyanya antara lain: Bung, Akulah Medan! (2014), [R]Esensi Sastra (2015), Prosa (2016), Hatosongu (2021).





Posting Komentar

0 Komentar