005

header ads

Cerpen MENCINTAIMU | SRI SUDARWATI UMSI

 MENCINTAIMU


Kembali aku taburkan kembang setaman , aroma menguar bercampur aroma kamboja basah. Aku masih enggan beranjak, kutatap tanah merah basah sedang langit mulai gelap pertanda sebentar lagi turun hujan.

Minggu ini adalah hari yang padat untuk persiapan pernikahanku dengan Bang Sena. Tinggal 4 hari lagi menuju hari H, sedang kami sudah tidak diizinkan bersua sejak  dua hari yang lalu.Ada rasa bahagia dan cemas di hatiku, entahlah….aku tak mampu mengungkapkan. Bagiku Bang Sena adalah sosok yang sempurna, setelah dua tahun mengenalnya aku tahu dia bukan pria romantis apalagi mampu mengumbar kata. Tapi aku yakin akan keseriusannya dalam setiap tindakan.

Sore itu Bang Sena mengirimkan mention di Facebook sebuah video dari youtube lagu Filenski yang berjudul MENCINTAIMU yang disertai caption :

“Amanda sayang, abang tak pandai merangkai kata tapi lagu Filenski ini adalah ungkapan rasa yang ada dihatiku. Maukah kamu menikah denganku?”

Seketika jagat maya pertemananku heboh ratusan like dan komentar di beranda ku meminta aku segera memberikan jawaban. Aku pun akhirnya menulis bahwa aku bersedia menikah dengannya. Sebuah lamaran yang jauh dari kata romantis , tapi aku bahagia  bagiku yang utama adalah syariatnya nanti.

Sebulan berlalu dari saat lamaran heboh di Facebook keluarga kami memutuskan pernikahan di gelar sepuluh hari kedepan. Empat hari lagi  tepatnya hari pernikahanku akan tiba, tapi kenapa hatiku terasa gamang? Entahlah! Lamunanku tersentak ketika telepon genggamku berdering , aku lihat dari Bang Sena. Segera aku menjawab :

“Halo Bang , Tumben abang menelponku malam-malam begini ada apa?” 

“Iya, Abang minta maaf.” ujarnya lirih

“Bang, katakan ada apa?” tanyaku tak sabar

“Hari ini abang masuk isolasi, doakan ya hari-H sudah negatif dan acara bisa berjalan  lancar.”  Bang Sena terus berusaha membujukku.

“Ya Tuhan, kenapa bisa begini bang ?” Ujarku tersedu tak mampu menahan air mata.

“Maafkan abang ya…ini cuma sebentar ,abang baik-baik saja.” Kata Bang Sena menenangkanku.

Hari ini adalah hari pernikahanku, Hatiku pilu tak mampu lagi menahan sedih. Bang Sena masih belum pulih dari Covid-19 bahkan kondisinya menurun sejak semalam ternyata ada kondisi jantung bawaan yang memperburuk kesehatannya. Aku pasrah dalam balutan baju pengantin putih ini sendirian tanpa mempelai laki. semua sudah dipersiapkan tak mungkin mundur lagi. Ijab dilakukan di dalam bangsal dengan hanya ayah dan saksi dengan prokes ketat. Hari ini aku sah menjadi seorang istri dari Bang Sena.

Bang, kuatlah untukku bukankah kita akan selalu bersama seperti janjimu. Kembali aku buka Facebook dan kuputar lagu mencintaimu Filenski yang dikirim Bang Sena saat melamarku, air mata  ini tak mampu lagi aku bendung.

Dua minggu sudah Bang Sena dirawat dan harapanku untuk cepat pulih sepertinya belum dikabulkan. Kabar yang diberikan tim medis hari ini Bang Sena terpaksa harus masuk ICU. Aku bergegas ke Rumah Sakit , bagaimanapun aku harus tahu dan risiko aku siap menanggung. Setelah berbagai prosedure aku lewati akhirnya aku bisa masuk menemui Bang  Sena dengan  prokes lengkap. Dalam kondisi setengah sadar Bang Sena masih mampu menggenggam tanganku erat tatapannya sayu dan air mata tampak menitik di sudut matanya. Aku berusaha kuat, tersenyum dan kubalas genggamanya agar dia tahu aku sangat mencintainya. Perlahan bibirnya bergerak ,lirih aku mendengar Bang Sena berucap :

“Aku mencintaimu .” Tangannya mengendur perlahan dan aku bergetar jangan kau ambil Tuhan pintaku dalam hati. Ini hanya mimpi ketika aku dibawa pergi keluar ruangan dan Dokter menggelengkan kepala kemudian melepas semua alat medis di tubuh Bang Sena.

Hari ini seminggu sudah Bang Sena pergi, aku kembali mengunjunginya setiap sore seperti hari-hari kemarin. Hanya saja air mata ini sudah kering tak ada lagi yang mengalir. Aku akan tetap mencintaimu seperti kau mencintaiku sepanjang umurmu. Rasanya nyaman di dekatmu membuatku enggan beranjak meski mendung bergelayut. Sayup-sayup lagu Filenski merasuk ke indera pendengaranku. Rintik hujan tak kurasakan semakin deras aku tersenyum menikmati alunan suara Filenski , seakan aku mendengar Bang Sena yang menyanyikan lagu mencintaimu untukku.Hujan semakin deras mengguyur bumi dan aku menggigil tapi tetap tak ingin beranjak pergi ,semakin larut menikmati alunan Filenski hingga tubuhku terasa ringan dan melayang hanya gelap dan lagu mencintaimu sayup-sayup terdengar.

Bagai mentari mengecup fajar Bagai mega membelai lembut pegunungan Bagai kerlip bintang menemani malam seperti itu aku mencintaimu Hanya berharap kau selalu ada Izinkanku mencintaimu,melebihi umur gunung-gunung Melebihi hangat sinar mentari, melebihi kelembutan sang mega saat cintamu merengkuhku, kurasakan cinta indah abadi cinta yang tak lekang oleh waktu menyesap menuai keindahan semesta hanya berharap kau selalu ada hingga pada saat nanti,saat umur terengkuh dariku saat segalanya musnah, hanya ada satu cinta cintaku hanya untuk dirimu biarkanku memujamu mengagumimu dalam degup jantungku merengkuhmu dalam setiap nafasku mencintaimu lebih dari yang pernah ada



“Alhamdulillah, akhirnya kau sadar sayang.” Aku mendengar suara Bang Sena kemudian terasa hangat tubuhku dipeluk dan tetesan air mata jatuh di pundakku. Aku berusaha membuka mata dan pendegaranku , ku cubit sendiri jariku ternyata sakit. Ini bukan mimpi.

“Bang, apa yang terjadi ?” Aku berusaha bertanya meski rasanya tenggorokanku nyeri.

“Maafin abang, adek jatuh ke kolam  dan tenggelam saat resepsi karena ade ingin menolong seorang anak yang terpeleset.” Bang Sena menjelaskan kronologi kejadian.

“Jadi kita masih hidup bang?” Tanyaku memastikan

“Kita hidup dan akan tetap bersama seperti janji cinta kita.”

Tuhan, biarkan kami bersama dalam cinta dan kami pun saling tersenyum dengan jari tetap bertaut.


SRI SUDARWATI UMSI  lahir 02 desember di Boyolali, ibu rumah tangga  yang lebih suka tampil berkebaya dengan 4 anak yang beranjak dewasa. Hobi membaca buku sastra  sejak SD ,bermain teater dan koleksi batik tua.  Kesibukannya sekarang mengelola sebuah galeri batik. Baginya puisi dan batik adalah jiwa dan penghiburan.

 





Posting Komentar

0 Komentar