005

header ads

Puisi Pulo Lasman Simanjuntak PUISIKU BERENANG DALAM LUMPUR SAWAH

 


Puisi 


Pulo Lasman Simanjuntak


PUISIKU BERENANG DALAM LUMPUR SAWAH

 

inilah peta perjalananku

yang gemar bersetubuh

dengan hijauan sawah

mencangkul di atas sepi yang basah

 

petani ternyata masih merintih

berhari-hari harga gabah

terluka parah

celanaku jadi berdarah

disuntik mata uang rupiah

 

kemiskinan ini jadi sebuah sungai-

yang mengalir deras

diantara mesin panen raya

terselip senyum mbok minah

 

perlahan hilang

puisiku kembali diterjang hujan 


Mojokerto, Kamis , 3 Maret 2016


SAJAK PAGIHARI DI STASIUN PASAR SENEN

 

memburu sunyi  subuh

tujuh abad disalin

sejarah mencatat keluh kesah

sang pujangga liar

 

sudah menggelepar

tubuhku berubah

jadi seekor ikan gabus

yang gelisah berenang

di kolam ranjang malam

 

kadang kusebut nama Tuhan

namun dalam hitungan detik

rinduku terjebak antara perjalanan

cirebon-cikampek-bekasi

berakhir dalam jantungku seperti tak bernyawa

 

inilah sajakku yang paling bergetar

bersetubuh dengan kelamin kemarau panjang.

 

Pamulang , Selasa, 31Juli 2018


KOTA MALANG SUATU PAGI DALAM PUISI

 

kota malang suatu pagi dalam puisi

membuang nyawa

di toilet kereta api

 

tidurku sepanjang malam tadi

meninju bantalan rel-rel besi

sampai belum terbit

matahari pagihari

 

mari kawan kita berswafoto diri

sambil mandi di tubuh hotel

kerdilkan sepi

bunuh insomnia di atas sprei putih

 

telepon menyapa untuk kotaku

masuklah ke kampung,-kampung tua heritage

mencatat sejarah zaman tuatua belanda

letihku kubuang ke drainase sampah

depan rumah (tahun 1870)  tanpa penghuni ramah

 

(para pewarta telah merekam hujan,sambil dendangkan lagu-lagu gamelan jawa, kejawen,kuburan mbah keramat, kusir delman, radio transistor dengan faktur tahun enampuluhan, televisi hitam putih, busana batik kematian, mantan presiden, jenderal yang pernah dipecat, sampai reportase yang disalin dengan protokol kesehatan covid-19 yang sangat ketat)

 

kota Malang suatu pagi dalam puisi

aku pun harus pamit lagi

karena berita gempa bumi

telah menghancurkan sakit hati ini.

 

Malang, Jatim,  April 2021


STASIUN KA KOTA KEBUMEN

 

gelisah terjebak

dalam tabung genose– 19

sudah kulahap penuh semangat

di ruang VIP kereta belum berangkat

 

dicatat  dalam perjalanan

pujangga suci pandai berkhotbah

diwarnai dengan pertengkaran

hati rohani

 

serangan kadal liar ini

paling mengerikan

mengerikan !

 

hasil test negatif, kata perempuan eo

angkut kopermu nuju gerbong kota

semua pewarta

akan menutup jendela

 

setelah diantar puteraku

pohon tunggal

dua abad mau membakar teras rumah

jadi nyanyian nyamuk demam berdarah


bersiap masuk stasiun Kota Kebumen

berbedak tipis

sepi hitam manis

betulkah?

 

aku jadi teringat seorang perawan

turun dari gunung-gunung keluguan

masuk kamar malu-malu

hampir jebol bendungan

 

kutampar angan-angan

liar dan sering berenang

dengan dua kaki

mengambang

jadi cinta murahan

dibuang amarah malam

di pinggir jalan


Kebumen, 9 April 2021


RITUAL AIR TANAH 


sekian abad aku terus mencari 

akar-akar hujan di tubuhmu

yang jadi rajin bersetubuh 

dengan padang pasir


sebab tak ada lagi kulihat

mengalir sisa-sisa sari makanan sehat

yang berubah rupa jadi tulang belulang


sampai puncaknya pada hari perhentian

ditimba dari sumur dalam mencemaskan

takut pertengkaran dengan saudaraku

merantau dari negeri seberang

selalu dengan amarah berkepanjangan


berulangkali sudah kudendangkan

nyanyian persungutan kehausan

lalu kularikan lagi dirinya

sampai di tepi kuburan 

ritual orang-orang kesepian dan terasing


Pamulang, Rabu, 13 Juli 2022


BERLAYAR KE SODOM DAN GOMORA  MELALUI PETA PUISI 


kutulis puisi ini

di atas hamparan bukit-bukit

lembah dosa maut yang menghijau

disemai pohon palem, zaitun, dan anggur semerbak harum bunga kuhirup sepanjang tahun 

di lahan tanah gandum yang menguning menutupi ladang-ladang dengan nyanyian koor pagihari bercumbu dengan kawanan domba serta ternak liar 


setelah itu kulukis galeri karya seni negeri timur jauh

yang dihiasi istana zaman batu

sementara aku masih sempat bertegur sapa dengan kafilah-kafilah padang pasir 


kapalku terus berlayar menembus pelabuhan perdagangan emas , perak dan permata biru

yang tersedia di gudang-gudang peti kemas berisikan adegan persetubuhan tak wajar 


maka dimulailah pesta pora para imam baal 

di kota sodom dan gomora yang diselimuti kemewahan, kemakmuran,  kepelesiran, kesombongan, waktu senggang untuk pemujaan dewa-dewi napsu birahi

sebagai mangsa penggodaan setan 


"ayo kita pesta dinihari sampai mabuk, jangan kendalikan napsu birahimu yang paling jahat dan kejam, ini malam terakhir sebelum mimpi-mimpi kita dibinasakan oleh dua malaikat Tuhan," teriak mereka saat kapalku masih terus berlayar ke suatu benua yang penuh kenikmatan dunia 


segera kututup pintu kapal

saat para pelancong itu

telah menawarkan berkat, pengharapan, dan damai

suara ejekan, cemoohan, dan gemuruh amarah mengalir dalam tubuh puisi ini 


sedangkan di luar samudera raya

kulihat serombongan kaum tuna netra

sedang menebar cerita-cerita  omong kosong tentang harta yang tersimpan dalam bank bawah tanah

permukiman dengan jendela berlian

membuat iman mereka menjadi tawar 


Tuhan telah turunkan topan belerang dan api dari langit

membakar sampai hangus

padang subur, kebun anggur, istana, dan kuil-kuilnya 

api ganas ikut membakar bait-bait puisiku

ketika masih menulis kemurtadan

tak menurut kepada hukum-Nya

tak ada lagi pengampunan dosa

pertobatan yang rajin mencair

membeku dalam karang tegar 


kapalku lalu menepi

lepas jangkar di kota sodom

sambil menangisi anak-anak lot yang berzinah di dalam gua tua di bawah gunung yang juga ikut hangus terbakar


selesai sudah berlayar ke sodom dan gomora

melalui peta puisi 


Pamulang, Selasa  17 Mei 2022



 

Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya, 20 Juni 1961.Menempuh pendidikan di

Sekolah Tinggi Publisistik (STP/IISIP-Jakarta).

Belajar sastra secara otodidak.Hasil karya sajaknya pertama kali dipublikasikan sewaktu masih duduk di bangku SMP, yakni dimuat di ruang sanjak anak-anak Harian Umum Kompas tahun 1977. 


Kemudian pada tahun 1980 sampai tahun 2022 sajak-sajaknya mulai disiarkan di Majalah Keluarga, Dewi, Nova, Monalisa, Majalah Mahkota, Harian Umum Merdeka, Suara Karya, Jayakarta, Berita Yudha, Media Indonesia, Harian Sore Terbit, Harian Umum Seputar Indonesia (Sindo), SKM.Simponi, SKM.Inti Jaya, SKM.Dialog, HU.Bhirawa (Surabaya), Koran Media Cakra Bangsa (Jakarta), Majalah Habatak Online,  negerikertas.com, Harian Umum Utusan Borneo, Sabah (Malaysia) , Portal Sastra Litera.co.id, ayosekolah.com, KABNews.id, bicaranetwork.com, brainly.co.id, wallpaperspeed.id, majalahsuluh.blogspot.com, sudutkerlip.com, kompasiana.com, antaranews.com, kliktimes.com, suarakrajan.com, widku.comliteranesia.comhariandialog.combisnistoday.co.id, sepenuhnya.com, dan ruangpekerjaseni.blogspot.com 


Buku kumpulan sajak tunggalnya yang sudah terbit “Traumatik”(1997), “Kalah atau Menang” (1997), “Taman Getsemani”(2016), "Bercumbu Dengan Hujan ” (2021), "Tidur Di Ranjang Petir" (2021),  " Mata Elang Menabrak Karang" (2021), "Rumah Terbelah Dua " (2021).

Sajaknya juga termuat dalam 15 Buku Antologi Puisi Bersama Penyair di seluruh Indonesia. 


Namanya juga telah masuk dalam Buku Pintar Sastra Indonesia Halaman 185-186 diterbitkan oleh Kompas (PT.Kompas Media Nusantara) cetakan ketiga tahun 2001 dengan Editor Pamusuk Eneste, serta Buku Apa & Siapa Penyair Indonesia halaman 451 diterbitkan oleh Yayasan Puisi Indonesia dengan Editor Maman S Mahayana dan Kurator Sutardji Calzoum Bahchri, Abdul Hadi W.M, Rida K.Liamsi, Ahmadun Y Herfanda, dan Hasan Aspahani.

Saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), dan bekerja sebagai wartawan media online.

Email  : pulo_lasman@yahoo.com

---------------------------------------------------------------------


Posting Komentar

0 Komentar