Selepas Perjalanan | Agus Sanjaya
Bedug dan suara pemanggil salat terdengar lantang. Semua orang yang berjalan dari Bukit Shofa ke Marwah, merasa sangat kelaparan. Hingga akhirnya menemukan surga terbentang.
Buah-buah ranum siap potek, ayam panggang dengan berbagai sambal. Tak lupa ada nasi hangat dan tumis kangkung, semua hidangan itu raib ke perut orang-orang.
Bisa kaubayangkan mereka? Sekarang perutnya sudah sebesar mercon lebaran. Hingga datang kantuk seperti penagih utang. Tiada siapapun sanggup melawan kehadirannya.
Orang-orang pun terlelap. Tarawih sudah memanggil-manggil, tetapi hanya sedikit yang terpanggil. Jadi jumlahnya kini ganjil.
Apakah terakhir akan nihil?
12 April 2022
Agus Sanjaya lahir di Jombang, 27 Agustus 2000. Buku pertamanya berjudul Akar Kuning Nenek, serta ke duanya berjudul Lima Sekawan terbit di Guepedia tahun 2020. Saat ini ia tengah sibuk kuliah, menimba ilmu di COMPETER Indonesia dan Kelas Puisi Bekasi (KPB). Karya-karyanya banyak terangkum di antologi bersama, juga di media online seperti: Riau Sastra, Kosana.id, Cerano.id, Sastra Indonesia.org, Nolesa.com, Metamorfosa.co.id, Suku Sastra.com, Dermaga Sastra, Pahatan Sastra, Tirastime, Mbludus, Negeri Kertas.Com, Sumenep News, serta Inside Lombok.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024