005

header ads

[RMD] Ramadhan Tidak Pernah Pergi Oleh: Eva Nurul Khasanah

 

Ramadhan Tidak Pernah Pergi

Oleh: Eva Nurul Khasanah

 

Mari membereskan perut

jangan sampai buncit 

apalagi keriput.

 

Mari ambil jatah untuk besok,

tiba waktunya menanggalkan makan juga minum, sebentar

dan dari sisihan terbaik teruntuk yang di jalan

yang meminta atau tidak meminta

atau sekedar bertukar dengan harap, diterima

dari takjil dalam arti sebenarnya.

 

Di masjid- masjid biarkan anak- anak

bermain, berteriak, berlari ke sana kemari

atau duduk untuk belajar

belum saatnya mereka diam atau bertindak,

wajahnya yang polos akan menenangkan

senja dengan semburat jingganya

malam pada bunyi petasannya

cinta fajar pada masa yang akan datang.

 

Mari mengenang sekaligus melupakan

satu demi satu senyum dan tangis

dengan maaf dan terima kasih

menyambut kemenangan,

sebagai salam perpisahan untuk penantian panjang

menunggu sempat yang bisa saja diambil kapanpun?

 

Hari ini beberapa telah kembali

berbondong- bondong menuju satu titik

bangunan berkubah yang sempat kehilangan riuhnya, 

Ramadhan tidak pernah pergi

tapi, rindu mulai terobati

bersama suka yang bisa dipetik

dari duka yang sebagian kita ingat,

sekarang pantas dijaga?

 

Kulon Progo, 01 April 2022

Ramadhan tiba besok fajar, dan kerinduan sebab pandemi akan mulai terobati. Jarak diantara kita mulai pudar. 

 

Biodata Penulis

Eva Nurul Khasanah, lahir tanggal 1 Juni 1999, mahasiswi Prodi PBSI Universitas PGRI Yogyakarta (UPY).  Puisi berjudul "105 Kata untuk Mimpi Ku" mendapat juara 3 di Pekan Jurnalistik (2019) yang diadakan kampusnya. Karyanya tersiar di sejumlah media online dan antologi bersama diantaranya Kluwung Lukisan Maha Cahaya (2020), Sajak- sajak Perjuangan (2020), Nayanika (2020), dan Duhkita ( 2021). Sekretaris komunitas Sastra-Ku ini tinggal di Sidorejo Lendah Kulon Progo

 


Posting Komentar

0 Komentar