005

header ads

PUISI : Paschaelo Ananta

 HUJAN

Karya; Paschaelo Ananta

Di malam itu suara angin bertiup syahdu

Pertanda akan hadirnya dingin menusuk kulit

Menghalau kekalutan hati yang resah karena panas

Yang kini telah merampas sejuknya jiwa dari bumi pertiwi

Kapankah anginkan membawa pulang dingin dalam genangan?

Seperti mata yang menghadirkan derai ketika hati tertusuk luka

Dalam sekejap menghapus sakit dalam luka yang tak berbekas

Oh Dewata,  bilamana hatikan terpuaskan bila raga merana kekeringan?

Lusuh di bawah rembulan malam, kusut ditelan panasnya mentari

Hingga lebur menjadi debu, hilang terbawa angin 

Hmmm, sekali-kali jangan biarkan itu terjadi pada pertiwi yang Kau jadikan cinta

Pada debu yang Kau nyatakan cinta, dan jiwa yang berharap pada kesejukan

Tetapi berbaliklah dalam angin yang datang tanpa suara, berbalut gelap walau sebentar 

Pertanda hujankan basahi pertiwi, sembari panas hati ditenggelamkan dalam genangan hujan.

Padamu hujan…pertiwiku disegarkan


Paschaelo Ananta adalah nama pena dari seorang putera Timor. Lahir di Pulau Timor di sebuah dusun kecil Halilulik 21 Juni 1994. Saat ini berdomisili di Atambua. Kab, Belu. Prov, NTT. Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat Teologi Widya Sasana Malang. Menulis buku Kisah-Kisah Inspirasi “Dalam Genggaman,” penerbit TANKALI, ISBN 623-7452-04-1. 2021. Sejauh ini aktif sebagai penulis lepas dalam rumah kompasiana https://www.kompasiana.com/ose dan  Blog hatubela.blogspot.com




Posting Komentar

0 Komentar