HUJAN
Karya; Paschaelo Ananta
Di malam itu suara angin bertiup syahdu
Pertanda akan hadirnya dingin menusuk kulit
Menghalau kekalutan hati yang resah karena panas
Yang kini telah merampas sejuknya jiwa dari bumi pertiwi
Kapankah anginkan membawa pulang dingin dalam genangan?
Seperti mata yang menghadirkan derai ketika hati tertusuk luka
Dalam sekejap menghapus sakit dalam luka yang tak berbekas
Oh Dewata, bilamana hatikan terpuaskan bila raga merana kekeringan?
Lusuh di bawah rembulan malam, kusut ditelan panasnya mentari
Hingga lebur menjadi debu, hilang terbawa angin
Hmmm, sekali-kali jangan biarkan itu terjadi pada pertiwi yang Kau jadikan cinta
Pada debu yang Kau nyatakan cinta, dan jiwa yang berharap pada kesejukan
Tetapi berbaliklah dalam angin yang datang tanpa suara, berbalut gelap walau sebentar
Pertanda hujankan basahi pertiwi, sembari panas hati ditenggelamkan dalam genangan hujan.
Padamu hujan…pertiwiku disegarkan
Paschaelo Ananta adalah nama pena dari seorang putera Timor. Lahir di Pulau Timor di sebuah dusun kecil Halilulik 21 Juni 1994. Saat ini berdomisili di Atambua. Kab, Belu. Prov, NTT. Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat Teologi Widya Sasana Malang. Menulis buku Kisah-Kisah Inspirasi “Dalam Genggaman,” penerbit TANKALI, ISBN 623-7452-04-1. 2021. Sejauh ini aktif sebagai penulis lepas dalam rumah kompasiana https://www.kompasiana.com/ose dan Blog hatubela.blogspot.com.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024