Puisi Ardhi Ridwansyah - negerikertas.com

INFO ATAS

Teruslah berkarya, karena kita tak pernah tahu kapan dan dimana ia diterima. Seperti sebaran biji yang menemukan lahan subur, ia akan berbunga semerbak di hati mereka, dan menunggumu datang untuk memetiknya [ Fileski ]

Negeri Kertas

Sejak 2015 membangun sastra serumpun bahasa.

13 Feb 2022

Puisi Ardhi Ridwansyah

 PESAN DARI KEDIP MATAMU

Puisiku berlari, 

Bersembunyi dalam matanya, 

Yang sunyi namun berseri. 


Ketika satu kedipan, 

Menebar benih pada dada yang tandus, 

Mawar dan kemboja tumbuh rekah. 


Dan ada makam menganga

Dengan tanah gembur, 

Tempat ketika kasih berakhir pedih, 

Dia masuk tergeletak dalam, 

Keadaan yang sedih; kematian agung! 


Kedipan kedua; klakson kendara, 

Di jalan raya memecah rindu, 

Jadi kepingan debu yang beterbangan, 

Dan meringkuk dalam wajah yang kehilangan arah, 

Menanti angin menuntunnya, 

Menuju halte tempat berteduh dari hujan, 

Yang turun dari awan geram. 


Kedipan terakhir; 

“Selamat tinggal” yang hening, 

Pelan-pelan ragamu tertelan waktu, 

Dan senyum yang dipaksakan, 

Seolah isyarat dari kasih, 

Yang membasi. 

Jakarta, 2022



BIODATA

Ardhi Ridwansyah kelahiran Jakarta, 4 Juli 1998.  Puisinya “Memoar dari Takisung” dimuat di buku antologi puisi “Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2019”. Termasuk 115 karya terbaik dalam Lomba Cipta Puisi Bengkel Deklamasi 2021. Puisinya juga dimuat di media seperti labrak.cokawaca.com, Majalah Kuntum, Majalah Elipsis, Radar Cirebon, Radar Malang, koran Minggu Pagi,  Harian Bhirawa, Dinamika News, Harian Fajar, koran Pos Bali, Riau Pos, Suara Merdeka, Radar Madiun, dan Radar Banyuwangi. Instagram: @ardhigidaw. WhatsAap: 087819823958.



INFO BAWAH

Nb: Konten dalam Website ini dibuat secara kolektif oleh para penulis NK. Laporkan jika ada tulisan yang mengarah pada pornografi dan ujaran kebencian ke WA 628888710313.