005

header ads

Puisi Ardhi Ridwansyah

 PESAN DARI KEDIP MATAMU

Puisiku berlari, 

Bersembunyi dalam matanya, 

Yang sunyi namun berseri. 


Ketika satu kedipan, 

Menebar benih pada dada yang tandus, 

Mawar dan kemboja tumbuh rekah. 


Dan ada makam menganga

Dengan tanah gembur, 

Tempat ketika kasih berakhir pedih, 

Dia masuk tergeletak dalam, 

Keadaan yang sedih; kematian agung! 


Kedipan kedua; klakson kendara, 

Di jalan raya memecah rindu, 

Jadi kepingan debu yang beterbangan, 

Dan meringkuk dalam wajah yang kehilangan arah, 

Menanti angin menuntunnya, 

Menuju halte tempat berteduh dari hujan, 

Yang turun dari awan geram. 


Kedipan terakhir; 

“Selamat tinggal” yang hening, 

Pelan-pelan ragamu tertelan waktu, 

Dan senyum yang dipaksakan, 

Seolah isyarat dari kasih, 

Yang membasi. 

Jakarta, 2022



BIODATA

Ardhi Ridwansyah kelahiran Jakarta, 4 Juli 1998.  Puisinya “Memoar dari Takisung” dimuat di buku antologi puisi “Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2019”. Termasuk 115 karya terbaik dalam Lomba Cipta Puisi Bengkel Deklamasi 2021. Puisinya juga dimuat di media seperti labrak.cokawaca.com, Majalah Kuntum, Majalah Elipsis, Radar Cirebon, Radar Malang, koran Minggu Pagi,  Harian Bhirawa, Dinamika News, Harian Fajar, koran Pos Bali, Riau Pos, Suara Merdeka, Radar Madiun, dan Radar Banyuwangi. Instagram: @ardhigidaw. WhatsAap: 087819823958.



Posting Komentar

0 Komentar