005

header ads

Puisi Yin Ude


Salam Hari Bumi dari Sumbawa, 22 April 2021

PUISI USANG

 (1)
Di tebing sungai aku bocah-bocah telanjang
Ceburkan hati ke lubuk keriangan
Terpercik wajah dara belia
Memekik merajuk di balik batu dan keranjang cucian

Pada hulu kerinduan aku kepodang
Hinggapi hati para pencari rotan
Yang parangnya menebas seadanya 
Dengan cinta 
Dengan doa
Hutan rimbunlah
Menating hidup dan hari depan orang-orang desa

Ini hari rakitku arungi lumpur arungi sampah
Tersangkut bubu dan jaring tua yang ditinggalkan
Tiada ikan hanya tinja
Mengambang bau di pekat aliran sejarah

Sejarah kucatat pula tentang hulu-hulu yang terus dijarah
Kelepak cicit kepodang membentur langit terik
Jatuh diinjak tapak-tapak perambah 
Terbawa laju kendaraan ke kota
Penuh kayu penuh rotan
Supirnya cucu pencari rotan

Aku masih hidup dan hanya merenangi puisi
Entah anakku
Tinggal tenggelam
Dalam tumpukan cerita yang akan asing sekali.

Sumbawa, 6 Februari 2021

(2)
Hijaunya sajakku
Menghampar gugusan bukit-ladang jagung
Kembang-kembang liar mekar di hati
Kelopaknya luruh jelma perahu
Bawa kau ke muara rindu 

Kilaunya puisiku
Bergantungan bulir padi keemasan
Buah cinta hujan-matahari
Dan bumi subur sarat kasih
Yang selalu kau puji

Merdunya syairku
Merekam riuh lenguh padang gembala
Diiring suling bambu belasan bocah
Mainkan nyanyian damaimu

Ramahnya bait-baitku
Belajar dari sekutu gelatik dan kerbau
Untuk kenyang dan nyaman tanpa sengketa
Kau lihat, dengan orang-orangan sawah saja ia bercanda
Dan itu membuatmu tertawa

Semangatnya rangkai kata-kataku
Oleh derap langkah para petani
Menyusur pematang pagi
Berkubang asin peluh dijerang matahari
Terbayar manis di seduhan kopi sore hari

Sajakku, puisiku, syairku, rangkaian bait dan kata-katanya
Mungkin takkan lagi membawa rindu, tak lagi memuja-muji
Ia tak lagi menampung nyanyian damai dan derai tawa

Ia tak manis lagi
Sejak aku kehilangan bukit dan ladang jagung
Sejak padi tak ditanam lagi
Sejak padang-padang  rumput bukan milik gembala lagi

Cicit gelatik  
Derap langkah para petani
Tertindih deru kendaraan pengangkut pasir batu
Ke bukit-bukit
Ke ladang-ladang
Ke sawah-sawah
Ke padang-padang
Tempat melata akar industri, pabrik tumbuh menjulang tinggi

Debu-debunya
Kabut asap kelabunya
Segera menjelma sajak, puisi, bait-bait
Dan rangkaian kata-kata kotor.

Sumbawa, Maret 2021

Posting Komentar

0 Komentar