005

header ads

Puisi Azwim Zulliandri

 Rintik Rindu di Langit Biru


Pandang tataplah langit biru

akan puan jumpai rintik rindu yang sudah kutitip 

pada-Nya. Setiap doa setiap pinta

:selalu ada untaian kata tertuju


aku tak berharap banyak dari rintik rindu

cukup aku saja, cukup aku yang tahu.

Rintik rindu kali ini telah membeku: 

tak lagi menguap tak lagi memberi ucap.


Rintik rindu seperti guguran daun,

setiap saat selalu jatuh membelai akarnya.

Bersenang lah, sambutlah damai

yang kusemai bersama nyanyian rinai

 

Rintik rindu, jaga dirimu

jangan main terlalu jauh.

Kalau kau jenuh, silahkan mampir dimari:

di hati. Hati ini tempat yang nyaman

untuk kau kunjungi.










Sajak Hujan


Dingin. Hujan kembali membasuh.

Mengingat peristiwa gigil ketika

itu. Saat di mana kita berteduh.


Di balik bulir hujan, kuamati 

senyum dan wajahmu dalam diam.

ada gurat kecewa, seolah berkata:

“Hujan ini lama. Baiknya kita

terobos saja. Aku lelah menunggu.”

Aku pun takut dan membisu.       


Aku datang membawa luka;

pergi tanpa kata. Maafkan,

aku padamu bagai abu di atas debu.


Posting Komentar

0 Komentar