Marhaban Ya Ramadhan
Karya : Aditya Irfan Situmorang
1/
Bak lentera ditengah belantara hutan.
Mengapit sinar rembulan dari tepi pesisir pantura laut jawa.
Masyarakat sangat berantusias menyambut datangnya bulan suci ramadhan.
2/
Para santri sibuk menggelar sajadah dan tikar.
Sembari menunggu adzan isya berkumandang.
Pancarkan geliat pesona gemintang serambi islam.
3/
Meneropong sembari menunggu penampakan hilal tiba.
Berbagai saluran televisi dan surat kabar ikut mewartakan.
4/
Ciptakan harmoni keselarasan pada alam dan lingkungan sekitar.
Dinginnya angin malam mengiringi kami bertilawah.
Safari ramadhan datang bertandang selama setahun sekali.
Orang-orang berjualan berlomba-lomba menjajalkan aneka takjil
Beragam sajian dan menu khas nusantara siap memanjakan lidah.
Bunyi bedug seraya bergema menandakan berbuka puasa segera dimulai.
5/
Para malaikat bergegas turun ke bumi.
Siap melipat gandakan pahala amalan.
Selama setahun penuh kita berpuasa.
Menahan rasa lapar dan dahaga dari.
Pagi hingga menjelang petang hari.
Seteguk air mineral dan tiga buah kurma.
6/
Hidupkan kembali rasa kekeluargaan dimeja makan.
Bersama handai taulan sanak famili dan kerabat karib.
Mari tunaikan segala perintahnya.
Jangan biarkan imanmu goyah.
Ibarat seperti menancap gas pada mesin.
Tingkatkan ketakwaan dan keimanan kita.
Berbanyaklah berbagi kepada kaum duafa.
7/
Jadikanlah ramadhan sebagai momentum refleksi diri.
Bahu membahu membantu saudara muslim membutuhkan.
Berharap semesta berangsur-angsur pulih sehingga kita dapat..
Bergempita merayakan semarak suasana idul-fitri di desa dan perkotaan.
8/
Umat muslim disegala penjuru dunia ikut memeriahkan hari kemenangan.
Anak-anak di perkampungan merajut serta merakit pawai obor bada isya.
Melantukan sholawat dan seraya mengumandangkan takbir dari surau ke surau.
Bertandang dari satu rumah kerumah bersalaman mengeratkan tali persaudaraan.
9/
Mencicipi manis dan gurihnya kue kering buatan ibu dan opor ayam serta pedasnya.
Sambal goreng daging dan kentang berbalut kental dengan santan kari dan ketupat.
Ya allah ya tuhan pertemukanlah kami kembali dengan bulan suci ramadhan agung.
Kami merindukan gemerlapnya lailatul qadar serta keutamaan malam nuzurul quran.
Masa Putih abu-abu ( - 2014-2015)
1/
Dititik ini aku berdiri,sejenak menepi menjauh dari sorotan mata mereka.
Berpikir tentang masa-masa silam dan teror-teror mengusik waktu tidurku.
Seperti pelangi ditengah hujan membentuk gumpalan awan dan partikel.
Memimpikan kembali musim panas dipertengahan bulan mei dan juni lalu.
Dapat kurasakan semerbak aroma wangi dedaunan tropis dimalam hari.
2/
Menikmati asyiknya pemandangan sembari meneguk secangkir mocalate hangat.
Bermain petak umpet menyalakan api unggun dan mendirikan tenda perkemahan.
Hutan berhantu rumah tua dan sorot cahaya lentera mengundang rasa penasaran.
Nampak berdebu, usang serta tak berpenghuni ditumbuhi oleh semak –semak berlukar.
Tertawa terpingkal-pingkal pipiku seketika merah merona,masa-masa dibangku sekolah.
Indahnya panorama fajar udara sejuk pedesaan gemericik bunyi air sungai dan irama suling.
3/
Tiba waktunya untuk mengucapkan salam perpisahan sebelum kembali kerunitas membosankan.
Ruang kelas yang sempit, dinamika siswa dengan segala drama dan remaja dengan problematikanya.
Siswi centil sibuk bergosip dengan teman sebangku di sebelahnya berpura-pura tidak mendengarkan
Siswi kritis haus akan ilmu sibuk mencermati secara rinci setiap pertanyaan guru mengabaikan kebisingan
4/
Masa putih abu-abu kini berganti menjadi cerita indah.
Masa –masa remaja tak akan pernah lekang dari ingatan.
Belum terjamah oleh tabir kepalsuan dan kemelut kehidupan.
Kini hanya senyap bergeming menemani durasi hari-hariku.
5/
Kawanku sekarang saatnya bagi kita mengucapkan kata perpisahan.
Kita berpisah hanya sementara namun ikatan silahturahmi tetap terjalin.
Tuhan telah menggariskan takdir kehidupan manusia masing-masing.
Kejarlah cita-citamu dan doaku selalu menyertai setiap derap langkahmu.
Akan kujaga janji persahabatan putih abu-abu sampai rambutku memutih.
Cirebon, 16 September 2022
Rumahku tanah airku
Elok indah terhampar dipermadani bukit
Menghirup udara segar kala mentari terbit
Sepetak tanah dibangun dengan kesederhanaan
Jauh dari kemewahan dan penuh kebahagiaan
Rumahku…
Hartaku tempatku menghabiskan masa kecil bersama ayah dan ibu
Suasana asri, irama suling dan area persawahan tempat petani memanen padi
Masyarakat hidup berdampingan dengan menjungjung nilai tradisi dan budaya
Bahu membahu bersatu guyub mengulurkan tangan membangun saluran irigasi
Demi mensejahterakan seluruh anggota dan memberantas kemiskinan di negeri agraris
Rumahku..
Tempat leluhurku berjuang mengusir penjajah dari negeri pertiwi
Rumahku..
Tempatku merakit puisi-puisi dan berbagi suka duka kehidupan
Tak apa jika setiap hari hanya makan dengan lauk dan pauk sederhana
Polemik kehidupan tak menggentarkanku dalam mengenyam pendidikan
Kata cibiran tak menyurutkan langkahku untuk meraih gelar setinggi-tingginya
Rumahku..
Disini pula
Aku dan bersama handai taulan merasakan kebahagiaan
Walau sekecil butiran debu.
2023
Bunyi sirine mengudara disekitar kota manhattan
Anak-anak membunyikan terompet dan menyalakan kembang api.
Sementara diluar tengah turun salju menandakan datangnya musim
Para ibu sibuk memasak hidangan didapur meracik sirup maple latte dan ayam kalkun.
Para ayah sibuk mendekorasi rumah mereka dan pohon natal dengan lampu kerlap-kerlip.
Anak-anak menggantungkan kaus kaki dan sepatu mereka di lobi dekat tungku perapian.
Polaroid berserakan dilantai kayu dan hanya menyisakan serbuk emas disekitar karpet merah.
Menari dengan bertelanjang kaki merasakan lembutnya debur ombak disisi barat daya pantai malibu.
Semua orang berharap cemas menanti kereta sinterklas datang membawa hadiah dan keceriaan.
Gadis-gadis sibuk merias diri mengenakan couple dress dan kacamata kuning bergaya retro 90 an.
Pertokoan dan mal serta pusat perbelanjaan menggelar acara misa natal dan menggalang dana sosial.
Orang –orang menyaksikan acara pertunjukan musik dan pentas drama di newyork times square.
Sekarang sudah saatnya menutup lembar halaman lama dan mengisi halaman baru dengan berbenah.
Jadikanlah segala peristiwa dan fenomena ditahun 2022 sebagai bahan evaluasi dan renungan esok hari.
Cirebon 18 September 2022
Puisi : Honeymoon
Bersama putaran alunan waktu.
Untaian doa mengiringi bahtera.
Lewat secarik kertas,kita berihklar.
Sehidup-semati selalu bersama berdua.
Sematkan cincin berlian dijari tengahku
2/
Sesekali izinkan daku berdendang ria menikmati semilir angin.
Menyalakan radio, meletakan koper dibagasi sejenak bernafas.
Mengenakan couple dress dan kacamata kuning bergaya retro.
Bersua foto mengabadikan setiap momen dalam bingkai polaroid.
Kau nampak seperti gelembung radiasi sinar uv disekitar kalungku.
Bersinar terangi setiap langkahku dalam mengarungi getirnya hidup
3.
Hati ini akan selalu bertaut dimanapun kau berada walau kita sedang berjauhan.
Beribu badai kehidupan boleh saja datang menghalau, menguji kesetiaan dan cinta kita.
Bersama, hadapi rintangan berdua terombang-ambing dalam mengarungi bahtera perkawinan.
Tak perlu kata-kata puitis dan melankolis, cukup buktikan seberapa besar rasa sayangku padamu.
4.
Sayang akulah tempatmu bertumpu...
akan selalu ada buatku temaniku…
hingga rambutku kembali memutih
Menua bersamaku hingga tarikan nafas…
Terakhirku..
5/
Tertidur pulas disamping pundakmu..
Tertawa bersamaku menikmati kilau
..sunsert diruang hotel berbintang lima.
Hingga pagi menampakan senyumnya.
6/
Aku ingin menjadi bagian hidupmu
Melengkapi kekurangan dan kelebihanmu
Berharap bulan madu ini tidak memudar seiring..
…Berjalannya waktu.
Cirebon 15 September 2022
Bom Waktu
1/
Seperti bom waktu meledakan isi seluruh kota.
Dimana terjadi kekacauan dan manusia.
Hanya tertunduk pasrah dan bersimpuh.
Berada dalam kerugian dan senantiasa lalai dalam melaksanakan kewajiban.
Bersenang -senang di atas keserakahan dan nestapa orang lain.
Mengabaikan norma-norma di masyarakat.
Ada tangis dan kebahagian datang disaat bersamaan.
2/
Lalu pernakah nuranimu bertanya..?
Dimanakah letak naluri kita sebagai manusia.?
Maafmu hanya sebatas kamuflase dan dibibir saja.
Penuh dengan manipulasi dan Kata-kata hoax demi
Mengambil dan memanfaatkan Kepentingan orang lain
Generasi ini membutuhkan pemimpin baru pandai mengayomi rakyatnya.
Menumpas kemungkaran diera modernisasi.
Dalam peperangan tak ada kalah dan menang.
Mereka harus membayar seumur hidup mereka.
Kabut Holokaus selalu mewarnai sejarah manusia.
Sudah tak terhitung berapa jumlah korban berjatuhan.
Menjadi tumbal penguasa dan ambisi penguasa dzolim.
3/
Hingga tuhan merasa murka dan marah melihat habitat dan ekosistem.
Menyaksikan bagaimana manusia berbuat kerusakan dimuka bumi.
Seperti roda dunia tiba-tiba harus berhenti berotasi karena terlalu lelah.
Nurani sudah jarang terdengar bahkan nyaris hilang tertelan semesta.
Hingga tuhan merasa murka dan marah menguji kesabaran umatnya.
4/
Pandemi mengajarkanku bahwa kita harus mendengarkan kata hati kita.
Kondisi boleh saja berubah seiring berjalannya waktu.
Terkadang memaksaku harus merenungkan kembali impianku.
Seakan aku harus menyia-nyiakan setiap kesempatan yang datang dan menguburnya dalam dalam.
Mengurung diri melewati durasi hari yang singkat dan berlalu tanpa makna.
Persahabatan hancur hanya karena sikap egois dan mau menang sendiri.
Pandemi mengajarkanku bahwa kita harus mendengarkan kata hati kita.
Mengabaikan sejenak kesibukan duniawi dan kesenangan yang menyesatkan.
Mari Hidupkan kembali masjid dan mushola dan pentingnya belajar menghargai waktu.
Indahnya perbedaan mampu menciptakan keharmonisan dan kuatkan tali persaudaraan.
5/
Pandemi menghidupkan kembali semangat persatuan dan kesatuan dalam panji kemerdekaan.
Mengisi kemerdekaan dengan semangat gotong royong bahu membahu melestarikan budaya leluhur.
Jangan sampai ragam tradisi dan budaya asli kita punah hanya karena tergerus oleh dinamika perkembangan zaman.
Bhinneka tunggal ika dan pancasila bukan sekedar semboyan semata dia adalah empat pilar kebangsaan.
Laskar perjuangan harus tetap berdiri kokoh nyalakan segala potensi dan tunjukan prestasimu pada dunia.
6/
Deklarasi kemerdekaan berpendapat harus segera dibacakan.
jangan sampai sejarah kelam terulang kembali dimasa mendatang.
Sebab Kemerdekaan ini adalah hasil dan refleksi perjuangan bangsa indonesia.
Kuatkan mentalmu habiskan waktumu dengan kerja nyata sibuk mengupgrade diri sendiri.
Merakit resonansi wujudkan cita-cita demi membahagiakan dan membanggakan orang tua.
7/
Jauh dari kampung halaman terkadang membuat kita rindu akan handai taulan.
Hangatnya kebersamaan dimeja makan dan canda tawa penuh makna persaudaraan.
Sendiri ditanah perantauan bertemankan sepi dan angin malam.
Mendewasakan diri, hidup mandiri disudut metropolitan kota.
Jauh dari sorotan keramaian keluar mencari nafkah demi bertahan hidup.
Bersyukur karena kita hidup dimana kebebasan di junjung tinggi.
8/
Hidup rukun dan guyub kuatkan tali persaudaraan.
Jalin silaturahmi meski hanya sebatas dunia virtual.
Kini saatnya kembali berbenah dan sibuk merangkai kata.
Jangan biarkan kepedihan dan kepahitan hidup membuatmu.
Patah arang sebab dibalik segala peristiwa ada hikmah dapat engkau petik.
17.
Dibawah rindangnya pepohonan kita berteduh.
Pukul dini hari terdengar bunyi petir
Tempat Tanggal lahir : 17 September 1998
Berdomisili di kota cirebon provinsi Jawa Barat
Pengalaman Pemuatan Karya :
Radar Cirebon Kabar Cirebon Radar pekalongan Radar Malang Bojonegoro dan Mojokerto
Harian BMR Pronusantaramews.com dan Negerikertas.com
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024