005

header ads

PUISI Mario D. E. Kali


Gayung Air Milik Ibu

 

Seorang anak yang tengah 

tak sabar menunggu hujan reda

sambil mengusap matanya yang lelah

melerai harapan dan kenyataan dalam hidupnya

yang selalu baku hantam 

Mulai menerjang hujan, terus berjalan di sebuah lorong lengang

dan mulai membaca sajak ini: 

 

Mengapa rindu ini adalah air segayung?

yang disiram oleh tangan tak kelihatan membuyarkan lamunanku yang hampa

 

Air segayung persis seperti suatu pagi yang dulu

kau siram sekenanya

Ketika matahari sudah sinis mengintip

Lonceng sekolah sudah tiga kali teriak memanggil

Pada aku yang masih mendengkur di balik selimut.

 

Mengapa begitu menggentarkan dadaku?

Apakah hari ini masih saja lalai

menerjemahkan beribu-ribu cinta yang 

kauutarakan dengan bahasamu?

 

Ibu, kau lebih tahu

lalaiku ataupun segala yang kulakukan

selalu berlandas pada ingatan yang tak pernah lupa: cita dan cinta yang pernah kutulis pada lembar intensi doamu,

walau luka sering terberi tanpa dahulu beri peringatan.

 

Ibu, Izinkan aku meminjam gayungmu

'tuk menampung air mata ini

barangkali bisa jadi mata air

penghapus dahaga di jalan pulang.

 

(Pada sebuah Maret yang cerewet, kau bentak aku : jangan lagi lelet!) 

 

(13 Maret 2022)

 

Mario D. E. Kali, lahir  di Kinbana, Belu, Timor, Nusa Tenggara Timur. Saat ini berdomisili di Sewowoto, Inerie, Ngada, Nusa Tenggara Timur. Ia sedang  mengabdi sebagai tenaga administrasi sekolah pada SDI Sewowoto. Mulai tekun menulis puisi dan cerpen sejak di bangku kelas 11 SMA sampai saat ini. Buku puisi pertamanya berjudul "Tanda Mata" (Teras Budaya Jakarta, 2020). 

No WA_ 082145392519. Facebook_ Mario Kali




 

Posting Komentar

0 Komentar