005

header ads

Oleh: E.K. Purwaningsih

 

Monolog Di Bawah Purnama 

Oleh: E.K. Purwaningsih

 

Sepasang telinga sedang mendengar monolog dengan tema bertirai jelaga. Mungkin terlalu tuli untuk memahami tangis pilu yang selalu menderu-deru. Sepasang mata raga gagal menembus isi segumpal daging dalam rongga dada. Dia membias dengan kata-kata yang terpancar dari bibir.

 

Berjalan dengan terpincang, meraba sekitar agar tidak tersandung. Tatapan mata pun tumpul. Cahaya purnama menembus jendela tak berdaun. Dalam remang tertangkap mata ketiga. 

 

Jalanan ini terlalu panjang bagi si rabun yang nyaris buta dan telalu singkat bagi seorang emetropia. Para pecinta kayu-kayu roboh dan besi-besi tua berhambur saling beradu siku. Hanya demi peraduan yang nyaman di persinggahan.

 

Kaki-kaki gajah menapak di punggung si kerdil. Sungguh malang nasibnya. Jeritan menggema di telinga gajah tuli. Jiwa meronta, semesta turut murka. Apakah mata telah membuta? Bahkan gunung menjulang pun muak hingga memuntahkan seluruh isi perutnya, mengalir di sungai hati menganga. 

 

Oh Tuhan, perjalanan ini tak kunjung usai. Pertempuran yang Engkau kuasai lengkap dengan hitam dan putihnya. Kepada putih aku ingin tertuju tetapi, hitam senantiasa turut dalam laku. Kemudian kutemukan muaranya adalah kosong.  

 

Kediri, 1 Maret 2022

 

 

Biodata:

 

E.K. Purwaningsih terlahir di Kediri pada tanggal 8 September 1987. Beberapa antologi telah dia tulis. Salah satunya pernah menjuarai lomba puisi yang diselenggarakan oleh Komunitas Penulis Pembaca Wattpad. 

WA: 081335966900

Facebook: Een

 


Posting Komentar

0 Komentar