005

header ads

Puisi Yin Ude

 

Senyum yang Gugur

Yin Ude, February 11, 2022

Masih bisa kutuai senyummu musim lalu

Dan sarinya: keringat serta doa

Telah mengendap dalam sesuatu, yang kau tahu? Pada selembar kertas merah muda pemberianku

Yang entah apakah bisa kau baca

Dan segera diminta isterimu, buat pembungkus ubi

 

Ah, kenapa kulupa bahwa kau adalah sajak

Sajak bumi, sajak langit, sajak api, sajak embun, sajak cinta, sajak semesta, sajak Tuhan

Yang menghidupkan tiap rasa

Bahkan ketika deru gaduh kota, dunia seberang lalai akan bening kasih sayang alam

Dan cara hening mencumbuinya

 

Duh, senyum itu

Telah membelitku pula dengan sulurnya yang sembulkan kembang di wajah seorang pemuda

Yang disirami kata-kata koran pagi, "anak petani raih gelar doktor!"

Ingin kupetik sekuntum

Kubawa pulang berkuntum-kuntum

Untuk jambangan, taman di rumahku yang harus rekah bunga

 

Senyum itu, telah gugur hari ini

Dilanda leleh air mata isterimu

Yang perih dihempas hamburan debu dari sesuatu: deru kendaraan, dentum dinamit, riuh orang-orang asing

Yang hendak meledakkan udara dari seberang watasan

Dan melayangkan lembaran-lembaran yang katanya besar harganya

Sebagai penyeka duka

Penyela kenangan indah bercinta dengan lumpur, malai padi, gemericik air, kicau tekukur, kepulan asap di kolong dangau

 

Oh, kenapa puisiku dibunuh

Mengapa bumi, langit, api, embun, cinta, semestaku dibunuh, Tuhan?

Kembali biarkan aku

Anak-anakku mati kekurangan sari asupan hati?

 

Kulihat jasad masa depan berkafan kertas merah muda terapung di genangan keringatmu

Seperti doa saudara-saudaramu

Orang-orang terusir

Yang tak akan menemui muara

 

Pemuda yang wajahnya nyembul kembang itu pun

Tak pernah lagi kutemui

 

Sumbawa Timur, 10 Februari 2022

 

 

Yin Ude, penulis asal Sumbawa Timur, NTB. Karyanya termuat dalam Buku Sepilihan Puisi dan Cerita “Sajak Merah Putih”, Novel “Benteng”, Antologi Puisi “Seribu Tahun Lagi”, Antologi Puisi “Genta Fajar”, Antologi Puisi Jogja Kota Sajakku, Antologi “Hujan Baru Saja Reda”, Antologi Jejak Puisi Digital dan Antologi Puisi Para Penyintas Makna. Beberapa buku lain dalam proses terbit.

 

 


Posting Komentar

0 Komentar