005

header ads

[TERRBAIK] Puisi Alina Sukesi

MUSIM PACEKLIK

Oleh: Alina Sukesi


1.

Bila datang musim paceklik

Ambil jagung yang digantung

Di atas tungku dapur

Kelobot-kelobot yang menghitam

Akan mengingatkan pada kulit bapakmu yang legam

Saat ia menanam

Biji-biji mimpinya di ladang


2.

Kupas dan pipil pelan-pelan

Jari-jemarimu

Sedang menggerakkan tari kesabaran

Biarkan bulir-bulir beras menjelma emas

Yang melingkar di leher-leher orang kaya

Selama langit masih mencurah rahmat

Bumi akan senantiasa menuai cinta


3.

Tumbuk dengan alu

Dalam ceruk lesung itu

Ada bayang ibumu

Saat kau bergelayut di punggung

Ia terus menutu

Sambil merapal mantra panjang umur


4.

Cuci dan rendam

Bubuk-bubuk jagung

Dengan air bening

Sangat bening

Hingga dapat kaulihat wajahmu

Tiriskan

Tetes-tetes air yang jatuh

Mengalirkan genang jiwamu yang keruh


5.

Siapkan panci kembung

Sangat kembung

Agar mampu menampung

Duka bahagiamu

Tabah murungmu


6.

Nyalakan api pendadaran

Selapis kulit tipismu

Akan terasa terbakar

Jaga nyalanya

Jangan berhenti

Gejolak darahmu

Lebih panas dari api


7.

Ketika air sudah mendidih

Larungkan bubuk-bubuk jagung

Larungkan

Seperti kau melepaskan

Semua kesedihan

Sesekali aduk

Dalam hidup tidak melulu sansai

Di sana ada matahari

Teduh teriknya saling menggenapi


8.

Setelah air habis meresap

Angkat dan ganti dengan dandang

Nasi jagungmu sudah hampir matang

Diamkan

Jeda ini untuk mendengar

Ruang hatimu bergema


9.

Pindah nasi jagungmu

Ke dalam dandang itu

Kukus

Dengan riang dan tulus

Semisal cinta yang teguh

Semisal doa yang penuh seluruh


10.

Bila sudah matang sempurna

Matikan nyala apinya

Hidangkan

Di atas piring kehidupan

Suapan demi suapanmu

Adalah perjalananmu

Bahwa kau bukan siapa-siapa

Serupa kelahiran

Yang tidak menjelma apa-apa

Sebelum kau bermimpi

Lalu terjaga


Madiun, 18 Februari 2022



Alina Sukesi lahir dan tinggal di Madiun, Jawa Timur. Menulis puisi, cerpen, dan geguritan. Karya-karyanya dimuat di berbagai media cetak, online, dan antologi. Facebook: Alina Sukesi, Instagram: _mawarjingga_


Posting Komentar

0 Komentar