Kelu
Oleh Aryani Purnama
Bibir yang mengatakan nurani telah kelu.
Ia bagai mulut singa lapar yang mengaum saat dirinya terusik dan
lapar berkuasa di setiap rongga lambungnya
Bahkan saat gurun gemeretak
tanah meranggas
Yang ada dalam aumnya hanya gejolak birahi pada betinanya.
Hanya itu.
Tak usah kau sembunyikan belangmu karna alam telah abadikan.
Tak perlu kau berjaya dalam keangkuhan karna langit berundak dan
Tiap anak tangganya mencatat semua.
Kuatkan Mataku
Oleh Aryani Purnama
Ya Allah ya Rabb
Dadaku penuh catatan
Yang tak mungkin terbaca oleh teman
Karna telah Kau catat dalam kalam.
Aku hanya dapat menatap semua
Dengan sisa mata tua
Yang mulai redup pandangi cahaya
Hanya bulir air mata tawarkan derita.
Semakin kulihat keluar jendela
Semakin tak kuat mata memandang
Yang tampak hanya warna pudar jendela tua
Dengan bingkai penyangga yang mulai rapuh
Dan aku mulai bersenandung
Menghibur diri dalam kesabaran tak berbatas.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024