Andoyo Sulyantoro
LUKISAN KRETEK DI KERTASKERTAS GAMBAR
Kepada: S
kau rangkul aku, kau pelukpeluk aku nan mesra
lalu di genggaman tanganmu
diamdiam kausiapkan pisau tajam,
lalu kautusuk, kaujlabjleb aku dari belakang
ya, dari bibirbibir memblemu
kulihat senyum sumringah, teramat pongah
: munafik!
seperti layanglayang terbang tinggi
benang biasanya pedot
kar’na ditariktarik gotot
dimainmainkan anakanak dusun
bergesekgesekan dengan benangbenang gelasanmu
pada kemarau yang mencekik leher kematian
kau lenakan aku dengan katakata dusta
peluk dipeluklah aku sayang disayang
kaudorong, kaujuingjuing aku ke curam jurang
dari jelalatan matamu yang dipaksakan
berkelebatan percikan api amarah yang mengeram
dendam berbongkahbongkah
aku paham! tak masalah. itu urusanmu
dengan ketakberesan kehidupanmu
namun cara menggambar lukisan kretek di kertaskertas
gambarmu
yang amat payah, menurutku
Cuma bikin aku muak, mual dan ingin muntah
kurang ajar! bahkan aku ingin beraksi jurus kungfu
--berak di kertaskertas gambarmu
beraroma wangi tembakau super yang aduhai
bagi endusan hidungmu yang tragis
seringseringkah indera penciumanmu soliloqui? tanyaku
#perang belum usai, dan baru saja dimulai
ayolah, kawan! kita geber keran gas kompetisi
bertanding dalam laga liar imajinasi
#peduli amat, mulur mungkret hul hol sepasang kakimu
melangkah
jalan jalanan unjuk kejantanan dan keperkasaan
kau atau aku yang kalah, lalu janjian tumbang
di medan pertempuran kehidupan
#lelaki sejati, tak ada rumus dan kamusnya jadi pengecut!
#marilah kawan, udud kebakebul pahpoh
mirip asap
yang terus mengepul dari cerobong pabrik.
Temanggung, 4/11/2023.
Andoyo Sulyantoro
KAU KATAKAN, PUISIKU JELEK
jelek, katamu.
#ini katakata pongahmu
puisimu tak sebagus puisiku
yang mampu menguras air samudera raya
dahsyat hancurkan matahari, tega membunuh seisi kota
tebarkan jerit tangis kaum papa
yang terluntalunta di pinggirpinggir jalan
menumpahkan darah bayibayi tak berdosa
ya puisi-puisimu menggelegar nggegirisi
tebarkan ketakutan melebihi bom atom
hancur leburkan hiroshima dan nagasaki
jelek! ujarmu lagi.
#ini katakata aroganmu
memang puisimu
ibarat galian imajimaji sunyi
kepangkepang anyaman nurani
seperti filosofi rumpun bambu tumbuh
di bibir jurang, di pinggirpinggir kali
hindari pilihan diksi dari penyakitpenyakit hati
niscaya curahan perasaan tanpa pretensi
tendensi apalagi ambisi
jelek! tandasmu menghakimi setiap puisiku
justru puisipuisimulah ndakikndakik, menurutku
cuma omong kosong doang. nonsens
bagai macan ompong, tak bertaring, timpalku
lalu kau naik pitam. mengumpat siapa saja
diobrakabrik semua puisi habishabisan
“ku ‘kan pantang surut langkah belajar menulis puisi.”
semangat berkobarkobar empat lima
kar’na kutulis puisi dari hati
sesungguhsungguh, yakinlah justru puisimu banger bau terasi
puisimu selicin oli-mampet di mesin taksi
2023
TENTANG PENULIS:
AG Andoyo Sulyantoro, lahir di Purbalingga, 13 Mei. Alumni
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Yogyakarta (UNY), tahun 1997
ini menulis fiksi dan non-fiksi yang diterbitkan media massa baik cetak,
elektronik maupun online, lokal dan nasional serta berbagai buku kumpulan
bersama, sejak tahun 1990-an di Yogyakarta.
Hadir dan tampil pada Pertemuan Penyair Nusantara XII di
Kuala Lumpur, Malaysia, tahun 2023 Penampil di Ubud Writers & Readers
Festival, Bali (2021). Buku kumpulan puisi tunggalnya yang sudah terbit Lingkar
Mata di Pintu Gerbang (2015), Pertarungan Serayu (2023), buku kumcer
tunggal Sebatang Kara (2022). Buku-buku hasil suntingannya a.l. Perjamuan
Cinta (2015), Tuan Tanah Kamandaka (2021), Bunga-bunga Kamboja
Berguguran di Pesta (2022), Camar Pun Menua (2023). Cerpennya Seseorang
dan Langkah Misterius Itu, masuk nomine Anugerah Sastra LITERA, 2021. No.
WA: 0889-8302-8283. Email: wetanlintang3@gmail.com. Fb: Agustinus Andoyo
Sulyantoro Andoyo. Domisili: Bendungan RT 02/RW 02 No. 48, Desa Simbarejo,
Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jateng. Kode Pos: 56361.